BOLASPORT.COM - Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, kemungkinan bisa melewatkan MotoGP 2020 setelah operasi lengan kanannya mengalami kegagalan.
Marc Marquez mengalami kecelakaan berat pada balapan MotoGP Spanyol sehingga membuat lengan tangan kanannya patah dan harus menjalani operasi.
Marc Marquez yang mencoba segera membalap pada MotoGP Andalusia tidak dapat tampil karenanmerasa tidak nyaman dengan lengannya.
Baca Juga: Mengapa Mike Tyson Menangis di Setiap Pertarungan dalam Kariernya?
Namun, Marquez kembali harus menjalani operasi setelah mengalami insiden di rumahnya dan akan absen lebih lama hingga Oktober mendatang.
Situasi ini membuat mantan pembalap MotoGP asal Australia, Casey Stoner, yang pernah memperkuat Honda menilai bahwa MotoGP kehilangan sosok pemimpin yang sebenarnya.
"Saya pikir tanpa Marc tidak ada pemimpin saat ini. Anda lihat dari hasil para pembalap yang berdiri di tangga teratas podium. Marc adalah pemimpin yang jelas dan membawa kejuaraan MotoGP ke level lain," kata Stoner dilansir BolaSport.com dari Crash.
"Ketika saya di MotoGP, saya, Valentino, Jorge, dan Dani yang selalu di depan. Saat ini, mereka tidak memiliki pembalap yang bisa melakukannya yaitu Marc. Hal ini menunjukkan apa yang seharusnya Anda lakukan secara konsisten setiap akhir pekan," tutur Stoner.
Menurut Stoner, musim 2020 yang padat sehingga dua balapan digelar di sirkuit yang sama membuat para pembalap merasa telah mendapat hasil lumayan setiap pekan.
"Mereka akan baik-baik saja minggu depan. Ini adalah kejuaraan yang sangat berbeda dan sedikit mengecewakan," aku Stoner.
Tentang upaya Marquez untuk pulih lebih awal dari cedera, pria 34 tahun tersebut mengatakan bahwa semua pembalap mengalaminya.
"Jika tidak, Anda tidak akan menjadi pembalap MotoGP. Kecelakaan tidak bisa dihindari dan Anda harus mengatasinya. Kecelakaan separah Marc selalu terjadi. Menurut saya, sangat tidak mungkin untuk pulih dalam rentang waktu yang singkat itu," ujar Stoner.
Baca Juga: Rekap Hasil Simulasi Piala Uber 2020 - Tim Garuda Targetkan Juara
"Saya pikir jika dia istirahat satu atau dua minggu pertama, dia mungkin memiliki kekuatan yang cukup untuk mengikuti sisa musim ini dan perlahan-lahan menuju ke depan. Dari cara balapannya, dia mungkin bisa masih menang."
"Tetapi, saya pikir terlalu dini untuk kembali dengan cedera seperti itu. Hal ini pasti sulit baginya karena menunggu satu atau dua minggu ekstra bisa memberinya kesempatan menjadi juara," ucap pemegang dua gelar juara dunia MotoGP itu.
Honda tanpa Marquez dinilai Stoner sama saja karena semua pembalap bisa memenangi balapan dengan menggunakan motor apa pun.
"Mereka hanya memiliki beberapa sifat yang berbeda dan dimana mereka menemukan kecepatannya," kata Stoner.
"Perbedaan besar adalah sekali lagi tidak ada pemimpin bagi para pembalap. Jika Anda bukan seorang pemimpin, Anda adalah pengikut dan Anda perlu melihat seseorang melakukan sesuatu dengan motor untuk membuat percaya pada diri sendiri," tutur Stoner.
"Saya mengalaminya di Ducati. Ketika saya tidak ada di sana, Ducati benar-benar mengalami sedikit kesulitan. Saya belum tentu menyebut diri saya seorang pemimpi, tetapi saya tidak pernah melihat ke depan dan berpikir rumput tetangga lebih hijau," aku Stoner.
Stoner saat itu selalu berpikir bahwa motor yang harus dia tangani dan ada cara untuk mengetahui kecepatannya.
"Itulah yang dilakukan Marc dan dengan itu orang melihat apa yang bisa dilakukan motor dan berpikir 'Saya bisa di setidaknya lebih dekat ke depan '," ujar Stoner.
"Tanpa Marc di sana, mereka (Honda) tampaknya sedikit tersesat dalam menunjukkan kemampuan motornya."
Baca Juga: Gara-gara Marc Marquez Absen, MotoGP 2020 Torehkan Hasil yang Aneh
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar