"Contohnya, kalau habis reli, capek harus pintar-pintar cari waktu buat ngatur napas dan kontrol pikiran supaya otak sama badannya tetap sinkron," ucap Amalia.
"Terus, aku juga banyak belajar cara melihat posisi supaya nggak salah buang bola (pengembalian)."
"Selain itu, aku juga belajar untuk mencari bola (mengatur serangan), supaya partner tuh bisa dapat serangan yang enak,” kata pemain jebolan klub Mutiara Kardinal Bandung tersebut.
Selama turnamen Simulasi Piala Uber 2020, Apriyani/Amalia yang membela tim Banteng hanya mencatatkan satu kemenangan dari dua pertandingan.
Baca Juga: Pengamat MotoGP Ungkap Arti Kegagalan Valentino Rossi Rebut Podium di Misano
Satu-satunya kemenangan Apriyani/Amalia diraih atas wakil tim Harimau, Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah, lewat rubber game dengan skor 13-21, 21-18, dan 21-19.
Tak puas dengan performanya, Amalia bertekad melakukan perbaikan agar lebih siap ketika menghadapi turnamen lainnya.
“Waktu di hari pertama itu menurut aku sudah cukup maksimal mainnya," kata pemenang medali perak Kejuaraan Dunia Junior 2019 itu.
"Tapi yang di hari kedua dan ketiga itu menurut aku performa aku menurun, jadi kurang maksimal permainannya. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih baik lagi,” imbuhnya.
Baca Juga: Pesan Ketua Perbasi kepada Klub IBL Sebelum Kompetisi Kembali Bergulir
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | djarumbadminton.com |
Komentar