BOLASPORT.COM - Tidak semua pihak menyambut positif keputusan BWF memundurkan Piala Thomas dan Uber ke 2021 karena pandemi COVID-19. Pemain Denmark, Anders Antonsen, mempertanyakan langkah tersebut.
Piala Thomas dan Uber 2020 seharusnya berlangsung pada 3-11 Oktober mendatang di Aarhus, Denmark.
Namun, kondisi pandemi COVID-19 yang belum mereda serta mundurnya sejumlah negara kontestan membuat BWF berubah pikiran.
Federasi Bulu Tangkis Dunia itu memundurkan pelaksanaan turnamen beregu tersebut ke 2021.
Baca Juga: Pelatih India Sebut Para Pemain Butuh Waktu Adaptasi Jelang Turnamen
Selain itu, turnamen Denmark Masters 2020 urung terlaksana meski seharusnya bergulir pada 20-25 Oktober.
Anders Antonsen sulit menerima keputusan tersebut.
Kekecewaannya ia tuangkan via unggahan di Instagram.
"Piala Thomas-Uber ditunda lagi dan Denmark Masters dibatalkan. Lalu apa rencananya? Apakah kita semua harus menunggu vaksin untuk bisa bertanding lagi?," tulis Antonsen.
Antonsen membandingkan situasi pada olahraga tenis.
Baca Juga: Banyak Turnamen Besar pada 2021, Marcus/Kevin Akan Ikuti Turnamen Penting Saja
"US Open sudah berlangsung di New York. @bwf.official ini saatnya mengambil tindakan tegas!," kata Antonsen dalam unggahannya.
"Buatlah aturan terbaik dan paling aman untuk turnamen. Siapa pun yang bisa datang, silakan datang. Kalau tidak, olahraga ini akan layu dan mati."
Antonsen tidak sendirian mempertanyakan BWF.
Rekan setimnya, Mathias Boe, sama kecewanya. Ia bahkan tak segan mengkritik petinggi BWF dan menyarankan mereka mundur saja.
"Saya turut prihatin untuk para pemain dan Federasi Bulu Tangkis Denmark. BWF satu-satunya asosiasi olahraga yang tak bisa memulai turnamen kembali. Cabang lain sudah memulainya," ujar Boe.
"Mungkin ini saatnya sejumlah orang penting BWF mundur dan menyerahkan posisi ke orang-orang yang bisa bekerja."
Baca Juga: Pebulu Tangkis Muda Deg-degan Jadi Rekan Duet Apriyani di Simulasi Piala Uber 2020
Selain dari tim Denmark, kritik juga datang dari mantan kepala pelatih India, Vimal Kumar.
Kumar menilai penundaan ini tak lepas dari mundurnya sejumlah negara yang mayoritas berasal dari Asia.
Negara yang mundur ialah Taiwan, Thailand, Indonesia, Korea Selatan, serta Indonesia.
"Tindakan negara-negara Asia ini mengecewakan. Isu di negara mereka tidaklah besar. Toh banyak kegiatan lokal yang berlangsung di masing-masing negara. Keputusan untuk mundur adalah halangan besar," ucap Vimal.
"Seharusnya Piala Thomas dan Uber serta dua turnamen BWF World Tour di Denmark ideal untuk memulai kembali turnamen. India tetap positif dan ingin berpartisipasi," tutur dia.
"Namun, kalau negara besar tak mau bermain, BWF bisa apa? Ini salah mereka."
Sebagai catatan, angka kasus COVID-19 di Indonesia hingga Kamis (17/9/2020) yang BolaSport.com kutip dari Kompas.com sudah mencapai 232.628 kasus positif.
Total, ada 3.635 kasus tambahan berdasarkan informasi Satgas COVID-19 yang diumumkan pada Kamis sore setelah pemerintah memeriksa 41.804 spesimen dalam satu hari.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Thestar.co.my |
Komentar