BOLASPORT.COM - Indonesia memiliki satu pemenang dalam poling pemain terbaik dekade 2010an yang digelar tim media sosial Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Adalah Liliyana Natsir, pebulu tangkis Indonesia yang keluar sebagai pemenang dalam poling yang menggunakan format penyisihan tersebut.
Liliyana Nastir meraup suara yang lebih banyak dari warganet ketika dihadapkan dengan juara dunia tiga kali, Carolina Marin (Spanyol), pada babak 16 besar.
Di perempat final pemain kelahiran Manado menyingkirkan mantan rivalnya sekaligus pemain ganda campuran nomor satu saat ini, Huang Ya Qiong (China).
Laju Liliyana masih tidak terbendung setelah menyisihkan peraih medali emas nomor ganda putri di Olimpiade Rio 2016, Misaki Mastutomo, di semifinal.
Di final, pemain yang akrab disapa Butet tersebut mengungguli ratu bulu tangkis, Tai Tzu Ying (Taiwan), dengan mendulang 69 persen dari 4.269 suara yang masuk.
Liliyana Nastir menorehkan berbagai catatan penting pada dekade 2010an.
Liliyana Nastir dan pasangannya, Tontowi Ahmad, menjadi satu-satunya pemain yang mampu meraih tiga gelar All England Open secara beruntun (2012, 2013, 2014).
Baca Juga: Viktor Axelsen Jalani Pemulihan Operasi Ankle Usai Piala Thomas Ditunda
Tiga rekor lain juga dicetak Liliyana ketika menyabet medali emas Olimpiade Rio 2016, yang bertepatan dengan HUT ke-71 Republik Indonesia.
Liliyana dan Tontowi menjadi pemain ganda campuran Indonesia pertama yang mampu meraih emas di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.
Liliyana menjadi pebulu tangkis putri kedua Indonesia yang mampu merebut emas di Olimpiade setelah Susy Susanti pada 1992.
Perempuan berusia 35 tahun itu juga menjadi satu-satunya pemain tanah air yang dua kali tampil pada partai final Olimpiade.
Baca Juga: Flandy Limpele Kenang Pelajaran Berharga dari Ganda Putra Malaysia
Pada 2017 Liliyana semakin menambah koleksi trofinya setelah menjadi kampiun Kejuaraan Dunia. Sepanjang kariernya, Liiyana empat kali menjadi juara dunia.
Sayangnya, kesuksesan Liliyana Natsir tidak diikuti kompatriot-kompatriotnya yang bersaing di kategori pebulu tangkis putra.
Padahal ada Indonesia memiliki peluang lebih besar di kategori pebulu tangkis putra terbaik sedekade terakhir.
Ada lima pebulu tangkis putra Indonesia yang menjadi kandidat, jauh lebih banyak ketimbang kategori putri di mana Liliyana menjadi satu-satunya wakil.
Baca Juga: PV Sindhu Juga Absen, Denmark Open 2020 Makin Hilang Pamor
Pebulu tangkis putra Indonesia yang masuk dalam nominasi adalah Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, Marcus Fernaldi Gideon, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Kelima pemain tanah air itu mampu mengungguli lawan masing-masing pada babak 16 besar.
Hendra menyingkirkan mantan rivalnya, Fu Hai Feng (China), Ahsan menyisihkan Carsten Mogensen (Denmark), sementara Tontowi unggul atas Lin Dan (China).
Adapun Marcus dan Kevin melaju ke perempat final setelah masing-masing mengalahkan Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) dan Zheng Si Wei (China).
Pada perempat final cuma Tontowi dan Kevin yang tidak lolos, itu pun disingkirkan sesama pemain tanah air. Tontowi kalah suara dari Ahsan, sedangkan Kevin disingkirkan Hendra.
Memiliki tiga wakil pada semifinal, Indonesia hanya bisa meloloskan Hendra yang mengungguli Marcus. Di sisi lain, Ahsan kalah voting dari Lee Chong Wei (Malaysia).
Babak final pun berlangsung ketat lantaran mempertemukan dua pebulu tangkis senior yang paling disegani dari sektor tunggal dan ganda.
Sayangnya, Hendra kalah suara dari Lee Chong Wei. Mantan pemain tunggal putra nomor satu dunia itu meraup 58,9 persen dari 10.894 suara yang masuk.
Baca Juga: PBSI Berencana Turunkan Pemain pada Seri Turnamen Asia
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | bwfbadminton.com |
Komentar