BOLASPORT.COM - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) sempat kecewa keputusan terkait penundaan turnamen seri asia.
PP PBSI melihat turnamen seri asia yang direncanakan berlangsung pada November tahun ini merupakan kompetisi internasional yang harusnya Indonesia bisa berpartisipasi.
Penundaan ini diumumkan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) yang mengubah jadwal menjadi mundur ke Januari 2021.
Turnamen seri asia itu sendiri akan diselenggarakan di Thailand dengan tiga kompetisi yakni Asia Open I, Asia Open II, dan BWF World Tour Finals.
Baca Juga: MotoGP Catalunya 2020 - Fabio Quartararo Yakin Bisa Raih Kemenangan
Meski kecewa, PP PBSI menghargai keputusan yang dibuat oleh BWF karena pasti punya alasan kuat dibelakangnya.
"Sebetulnya kami sangat menyayangkan keputusan ini," kata Sekretaris Jendral PP PBSI, Achmad Budiharto, dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Artinya setelah All England, tidak ada turnamen sama sekali untuk pemain Indonesia karena kami tidak ikut Denmark Open."
"Namun, kami menghargai dan menghormati keputusan BWF yang kelihatannya masih mempertimbangkan situasi dan kondisi Covid-19," ujar Achmad Budiharto.
Baca Juga: Komitmen Bos Yamaha Usai Valentino Rossi Dititipkan di Tim Satelit
Achmad Budiharto kemudian juga mendengar alasan lain mundurnya turnamen seri asia, yaitu karena belum ada izin penuh dari pemerintah Thailand.
"Yang kami dengar, dari pemerintah Thailand belum ada lampu hijau secara detailnya mengenai pelaksanaan turnamen ini."
"Jadi ini yang membuat BWF harus segera mengambil sikap. Tapi yang kami yakini BWF mempertimbangkan perkembangan Covid-19," ungkap Achmad Budiharto.
Dengan mundurnya turnamen level Super 1000 tersebut, PP PBSI kemudian mempertimbangkan untuk menyelenggarakan kompetisi simulasi lagi.
Baca Juga: Puas dengan Performa Musim Ini Jadi Alasan Valentino Rossi Lanjut Balapan MotoGP Tahun Depan
Sejauh ini, Indonesia telah menggelar dua turnamen simulasi yang ditujukan kepada para pemain untuk tetap kompetitif.
Adapun begitu, Achmad Budiharto merasa turnamen internal yang akan digelar tidak terasa sama dengan melawan pemain luar.
"Kalau di pertandingan resmi, mereka akan ketemu dengan lawan-lawan yang membuat mereka ingin mengeluarkan semua kemampuan mereka, akan sangat berbeda dengan simulasi," kata Achmad Budiharto.
"Namanya simulasi, seserius apapun, pasti tidak semaksimal seperti mereka bertanding di turnamen resmi," ucap dia lagi.
Baca Juga: MotoGP Catalunya 2020 - Ritme Oke, Valentino Rossi Malah Merasa Motor Yamaha Sulit
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar