Lund juga mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa melupakan pemain pelapis yang juga butuh wadah untuk bertanding. Ini juga menjadi PR bagi BWF, selain memfasilitasi turnamen bagi para pemain top level.
Baca Juga: Presiden BWF: Penundaan Turnamen Asia Adalah Jalan yang Terbaik
"Ada pemain pelapis yang harus kami pikirkan, bukan hanya 32 pemain terbaik yang akan bertanding di Thailand saja di level super 1000 dan BWF World Tour Finals," kata Lund.
"Tetapi, juga level selanjutnya top 50. Kami harus memikirkan cara untuk mereka bertanding dan hal ini tantangannya juga banyak," ucap Lund.
Sementara itu, PBSI mengantisipasi padatnya kalender kejuaraan pada 2021 dengan menentukan apa saja yang menjadi tujuan utama. Penerapan skala prioritas juga berlaku dalam pengiriman pemain ke turnamen.
"Banyak turnamen yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di tahun 2020 dan kami menghargai keputusan BWF karena pertimbangan utama pasti kesehatan dan keselamatan atlet," kata Susy.
"Antisipasi dari PBSI adalah pengaturan penetapan target dan pengiriman pemain, mana saja yang harus diutamakan," ucap Susy.
"Terutama bagi mereka yang masih butuh poin ke Olimpiade, tentu akan beda dengan mereka yang sudah mengamankan poin ke Olimpiade, seperti Kevin (Sanjaya Sukamuljo)/Marcus (Fernaldi Gideon), misalnya," tutur Susy.
Baca Juga: Cara Baru UFC Tarungkan Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor Lagi
Susy juga mengatakan bahwa para atlet juga harus mengantisipasi padatnya jadwal pertandingan di tahun depan dengan menjaga kondisi dan mempersiapkan diri sebaik mungkin khususnya jelang turnamen-turnamen penting di tahun 2021.
Jika diurutkan, prioritas utama PBSI adalah olimpiade, Piala Thomas dan Uber, Piala Sudirman serta kejuaraan dunia, dan All England.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Komentar