Sementara itu, Taerattanachai mengatakan pertemanan dengan Huang bermula saat ia menanyakan usia Huang.
"Setelah pertandingan saya bertanya usia dia. Dari situ kami bertukar nomor telepon dan berkirim pesan hingga berteman," ucap Taerattanachai.
Persahabatan kedua perempuan muda ini rupanya sanggup mengalahkan perbedaan bahasa.
Huang tak bisa berbahasa Thailand dan Taerattanachai tidak menguasai bahasa Mandarin. Namun, kendala itu terbukti tidak relevan.
Baca Juga: Ganda Putri Jepang Ingin Putuskan Tren Buruk Lawan Rekan Senegara
"Kami biasa berkomunikasi dengan campuran bahasa Mandarin, Inggris, dan isyarat tangan. Tidak ada masalah soal bahasa," tutur Taerattanachai.
Status sebagai kompetitor di lapangan pun mereka anggap bukan alasan untuk tidak berteman.
"Di lapangan kami memang rival, tetapi kami berteman di luar lapangan. Hasil pertandingan tak berpengaruh pada relasi kami," ujar Huang.
"Kami justru selalu menantikan kesempatan untuk bertanding melawan satu sama lain," kata pemain berusia 26 tahun.
Baca Juga: Pemain Korea Selatan Bicara soal Gelar Doktor dan Rencana Pensiun
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Olympic Channel |
Komentar