Menurut Marco, jika Yogyakarta tetap menjadi home base beberapa tim Liga 1, adanya agenda Pilkada di Yogyakarta hampir pasti tak bisa diselenggarakan pertandingan.
Baca Juga: Real Madrid Kembali Keok, Zinedine Zidane Siap Tanggung Jawab
Apalagi setelah Pilkada di Sleman juga masih ada Pilkades yang diundur, itu berarti sampai sekitar akhir Desember 2020.
“Puluhan ribu orang hidupnya tergantung dari sini. Puluhan ribu orang juga tergantung pada keputusan kita. Jadi kita tidak bisa mengambil keputusan yang gegabah,” ujarnya.
Berkaca pada sejarah, Pilkada dan kompetisi tak bisa berjalaan beriringan.
Baca Juga: Tunggu Panggilan Timnas U-19 Indonesia, Bagus Kahfi Sudah Dapat Restu Barito Putera
Di daerah-daerah yang diadakan Pilkada, pasti sepakbolanya yang mengalah.
Bagi Marco, sebagai warga negara yang baik, itu merupakan salah satu kewajiban dan kontribusi kita dari sepakbola ke negara.
Baca Juga: Harapan Ezra Walian di Hari Ulang Tahunnya yang ke-23
“Tapi saya paham, PSSI dan LIB juga punya pertimbangan lain secara bisnis, sponsorship dan lain-lain."
"Tapi kita berharap mereka juga pahami kondisi klub kita, seperti di webinar yang disebut bahwa klub sudah berdarah-darah. Memang sudah hancur-hancuran,” ujar Marco.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar