BOLASPORT.COM - Beberapa saat lalu telah berlangsung bincang hangat tentang sepak bola Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Dalam bincang hangat tersebut turut hadir Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainudin Amali, Ketua Umun PSSI, Mochamad Iriawan dan mantan pemain timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto.
Acara yang diadakan oleh Babe tersebut mengusung tema tentang Piala Dunia U-20 2021, Panggung Anak Muda Indonesia.
Dalam acara tersebut banyak hal yang disampaikan oleh para pembicara, termasuk Kurniawan Dwi Yulianto.
Baca Juga: Sebelum ke Liga Indonesia, Pemain Ini Sempat Bersedih dengan Neymar
Dalam pembahasannya, mantan pemain Sampdoria tersebut membagikan ilmunya tentang bagaimana menjadi seorang pemain yang baik di level yang lebih tinggi.
Menurutnya Kurniawan, faktor mental menjadi penentu bagaimana pemain tersebut dapat berkembang dan bersaing di level dunia.
Ia juga menyebutkan bahwa pemain dilarang keras untun berpuas diri karena nantinya dapat menghambat perkembangan permainan.
"Apa yag bisa menjadikan pemain muda ini dapat berkembang adalah banyak faktor. Yang utama adalah mentality dan mindset pemain itu sendiri. Karena apabila sehebat apapun talenta pemain kita jika tidak mempunyai mentality yang mudah puas maka mereka tidak akan bisa melangkah jauh," ucapnya dalam acara yang dilangsungkan via zoom tersebut, Selasa (27/10/2020).
Baca Juga: Penyerang Persib Bandung di Timnas U-16 Indonesia Siap Perbaiki Penampilannya
Selain itu faktor lainnya adalah tentang mimpi sang pemain.
Kurniawan Dwi Yulianto menegaskan bahwa menjadi pemain sepak bola harus mempunyai mimpi yang sangat tinggi.
Jangan sampai nantinya jika sudah menemukan zona nyaman, justru pemain enggan untuk mencoba tantangan yang baru sehingga tidak merasakan perkembangan di dalam kerier dan permainannya.
"Intinya adalah bagaimana mentality pemain atau mindset para pemain itu harus dirubah. Artinya jika ingin menjadi profesional sejati maka harus bermimpi setinggi-tingginya agar dapat bermain di level sepak bola yang lebih tinggi," katanya.
Baca Juga: Curhatan Persiraja Banda Aceh saat Mengajukan Izin Pakai Stadion Maguwoharjo
"Karena faktanya adalah banyak sekali talenta-talenta muda yang tidak bisa melangkah lebih jauh karena mereka terlampau nyaman dengan situasi yang ada sehingga kurang lapar dalam prestasi," tambahnya.
Maka dari itu, permasalahan soal usia muda sejatinya merupakan pekerjaan rumah untuk sekolah sepak bola maupun pembinaan usia muda dalam membentuk karakter pemain.
Sekolah sepak bola atau pembinaan usia muda juga harus mengenalkan faktor eksternal dalam bermain sepak bola.
Pasalnya Kurniawan Dwi Yulianto menuturkan bahwa sepak bola tidak melulu soal teknik dan taktik.
Baca Juga: Bek Timnas Indonesia Alami Kekalahan di Liga Thailand
Sebagai contoh ialah soal bagaimana pemain dapat memotivasi dirinya sendiri untuk terus berkembang agar dapat sampai ke level yang lebih tinggi lagi.
"Ini sebetulnya bukan kesalahan pribadi dari pemain, tetapi tentu saja menjadi pekerjaan rumah untuk pembina sekolah sepak bola atau pembina usia muda, bahwa sepak bola tidak semata-mata soal teknik dan taktik," tuturnya.
"Tetapi yang lebih penting daripada itu adalah bagaimana sejak usia muda mereka sudah dikenalkan faktor-faktor eksternal untuk menunjang performa mereka. Sebagai contoh bagaimana mereka memotivasi diri sendiri agar mereka bisa bermain di level sepak bola yang lebih tinggi," ujarnya.
Baca Juga: Bambang Pamungkas Instruksikan Para Pemain Persija Latihan Mandiri
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar