BOLASPORT.COM - Dua klub bulu tangkis elite Indonesia, PB Djarum dan PB Jaya Raya, masih terus mencari bibit pemain tunggal putri yang andal untuk masa depan.
Nomor tunggal putri Indonesia masih menjadi sorotan dibanding nomor-nomor lain dari segi prestasi.
Pemain tunggal putri terakhir Indonesia yang berhasil meraih gelar juara adalah Fitriani saat tampil pada turnamen Thailand Masters 2019.
Setelah itu, belum ada lagi pemain tunggal putri yang bisa memenangi turnamen internasional.
Baca Juga: Thailand Terapkan Aturan Ketat, Para Peserta Seri Asia 2021 Harus Jalani 14 Hari Karantina
Ketua Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan bahwa PB Djarum terus memperkaya lapisan pemain pada nomor tunggal putri.
"Klub bukannya berdiam dan pasrah. PB Djarum terus berupaya. Buktinya pemain kami ada yang sudah masuk di Pelatnas pada usia 19 tahun," kata Yoppy dalam bincang media virtual "Perjuangan Klub dalam Melahirkan Pahlawan Bulutangkis Indonesia", Kamis (12/11/2020).
"Kami juga selalu mengusahakan ada bibit-bibit berbakat di layer (lapisan) umur 17, 15, serta 13 (tahun)," ucap dia lagi.
Baca Juga: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Ungkap 1 Kekalahan Paling Menyesakkan
Pendapat serupa diutarakan Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wigoena.
Menurut Imelda, klubnya sudah kembali berada di jalur yang sesuai setelah sempat tertinggal.
"Beberapa tahun lalu PB Jaya Raya sedikit tertinggal dari perekrutan. Karena itulah kami tidak punya banyak atlet putri," ujar Imelda.
"Namun, sekarang kami sudah banyak atlet putri yang sedang dibina setelah ada klub-klub satelit," kata dia menjelaskan.
Baca Juga: Ahsan/Hendra Mulai Antisipasi Tiga Turnamen Beruntun pada Awal 2021
Pada masanya, Indonesia pernah melejitkan beberapa pemain tunggal putri legendaris.
Salah satunya adalah Susy Susanti yang meraih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol.
Setelah era Susy, Indonesia masih memiliki bakat hebat dalam diri Mia Audina.
Namun, usai menikah dengan pria Belanda, Mia memutuskan untuk pindah kewarganegaraan dan bulu tangkis putri di Tanah Air kehilangan satu generasi penerus.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar