BOLASPORT.COM - Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, mengaku sedih mengingat ayahnya tak bisa melihat ia sukses sebagai juru taktik.
Menjadi pemain sepak bola adalah sesuatu yang diimpikan oleh ayah dari Juergen Klopp, Norbert.
Namun, kakek Juergen Klopp tak pernah merestui pilihan karier anaknya tersebut.
Bahkan, ketika Kaiserslautern menawari Norbert sebuah kontrak ketika ia berusia 18 tahun, kakek Klopp menolaknya mentah-mentah.
Hal tersebut pun membuat Norbert mewariskan impiannya kepada Juergen Klopp.
Baca Juga: Cuma Manny Pacquiao yang Bisa Seret Floyd Mayweather Jr Naik Ring Lagi
Klopp sendiri berhasil mewujudkan mimpi dari ayahnya tersebut dengan sukses menjadi pesepak bola di tingkat profesional.
"Ayah saya adalah pemain sepak bola yang luar biasa. Kaiserslautern adalah klub besar di Jerman dan mereka menawarinya kontrak pada usia 18 tahun," kata Klopp seperti dilansir BolaSport.com dari Mirror.
"Akan tetapi, kakek saya berkata, 'Anda tidak bisa mengejar karier di sepak bola, Anda harus mempelajari sesuatu yang serius' dan tidak mengizinkannya untuk bergabung dengan mereka."
"Lalu dia ingin saya mewujudkan mimpinya."
Baca Juga: Beckham Putra Berkomentar soal TC Timnas U-19 Indonesia
"Saya menyukai semua hal yang dia ingin saya lakukan. Namun, ada satu hal yang Anda suka melakukannya dan hal lain yang membuat ayah Anda, pelatih Anda, tidak senang dengan langkah yang Anda ambil."
"Dia lebih banyak memberi kritik daripada pujian atas apa yang Anda lakukan. Namun, itu adalah sesuatu yang normal untuk generasinya," ucap Klopp menambahkan.
Tak hanya mendukung Klopp sebagai pemain sepak bola, Norbert juga memberi dukungan penuh ketika anaknya ingin belajar tentang ilmu kepelatihan.
Menurut penuturan Klopp, ayahnya selalu ingin ia sukses, baik sebagai pemain maupun pelatih sepak bola.
Baca Juga: Ketua Umum Persipura Jelaskan Akun Twitter yang Sedang Ramai Bukan Official Tim
Hal itu lah yang membuat Norbert selalu mendukung pilihan Klopp.
Akan tetapi, ketika Klopp baru saja akan memulai karier kepelatihannya, Norbert berpulang.
Momen tersebut terjadi pada 2001, tepat empat bulan sebelum Klopp mendapat pekerjaan melatih pertamanya di Mainz.
Kini, saat Klopp sudah meraih kesuksesan sebagai pelatih baik di Borussia Dortmund maupun Liverpool, ia selalu menyesali kepergian ayahnya.
Baca Juga: Punya Kemiripan, Bruno Fernandes Sebut Paul Scholes sebagai Gelandang Terbaik di Dunia
Klopp sedih karena Norbert tidak pernah bisa menyaksikan ia sukses sebagai pelatih.
"Ketika saya memberi tahu ayah saya bahwa saya ingin belajar ilmu olahraga, dia benar-benar bersemangat," tutur Klopp melanjutkan.
"Dia berkata, 'Ya, lakukan itu!'. Dia tidak tahu apa yang bisa saya lakukan dengan itu, tapi saya adalah anak pertama dari keluarga yang belajar, jadi dia 'ya, lakukan itu'."
"Saya tahu persis apa yang dia ingin saya lakukan, menjadi sangat sukses dalam olahraga."
Baca Juga: Luis Suarez Yakin Atletico Madrid Bisa Raih Hal Besar Musim Ini
"Namun, hal paling menyedihkan dari cerita ini adalah dia tidak ada di sini lagi ketika saya menjadi seorang pelatih."
"Ayahku, sayangnya dia meninggal hampir 20 tahun yang lalu. Sekarang ketika saya bercermin, saya kaget karena saya terlihat persis seperti ayah saya."
"Saya hari ini akan dapat memiliki hubungan yang cemerlang dengannya karena saya sekarang sudah cukup dewasa dan cukup kuat untuk mengatakan apa yang ingin saya katakan dengan nada yang tepat."
"Jadi sekarang kami bisa melakukan percakapan yang sangat keren tentang semua hal yang terjadi, tapi sayangnya kami tidak bisa melakukan itu."
Baca Juga: Lautaro Martinez Tanda Tangan Kontrak Baru di Inter Milan, asal...
"Akan tetapi, saya seorang Kristen, saya percaya pada Tuhan yang tinggal di surga dan dia ada di sana, mengganggu orang lain, mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menonton pertandingan ini bersamanya. Saya 100 persen yakin tentang itu."
"Jika dia melihat bagaimana hidup saya berubah setelah saya mulai sebagai manajer, saya pikir dia akan sangat bahagia," ucap Klopp mengakhiri.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Mirror |
Komentar