BOLASPORT.COM - Pemain PSM Makassar, Bayu Gatra, mengisahkan kronologi pertandingan tarkam (antarkampung) yang dijalaninya berujung rusuh.
Kejadian ini dialami oleh Bayu Gatra ketika mengisi waktu di tengah masa libur yang diberikan PSM Makassar akibat kompetisi Liga 1 2020 sedang ditunda sejak Maret lalu.
Bayu Gatra dan kawan-kawan sempat menjalani latihan bersama PSM Makassar pada akhir September 2020 demi menatap lanjutan Liga 1 2020.
Namun, usaha dari Bayu Gatra dan rekan-rekan PSM Makassar menjadi sia-sia karena Liga 1 2020 terpaksa harus ditunda hingga tahun depan.
PSM Makassar pun memutuskan untuk meliburkan skuadnya sejak awal November 2020 hingga waktu yang belum ditentukan.
Di tengah masa libur yang diberikan PSM Makassar, Bayu Gatra sempat mengisi kegiatannya dengan mengikuti laga tarkam pada 17 November lalu.
Pertandingan tarkam tersebut digelar di Lapangan Antirogo, Jember, Jawa Timur, yang mempertemukan antara Predator FC menghadapi Bedadung FC.
Dalam laga tarkam tersebut, Bayu Gatra memperkuat Predator FC.
Baca Juga: Mantan Kiper Persija Wafat, Klub Liga Spanyol Ini Ikut Berduka
Namun, pertandingan yang dilalui Bayu dan kawan-kawan melawan Bedadung FC harus berujung ricuh.
Belum lama ini, pemain yang berposisi sebagai sayap tersebut mengungkapkan kronologi laga tarkam yang diikutinya berakhir rusuh.
Bayu Gatra menyebut laga tersebut sudah diguyur hujan deras dan pertandingan berjalan 15 menit.
Baca Juga: PSMS Medan Bocorkan Poin-poin Krusial SK PSSI Terbaru Liga Indonesia
Dengan adanya hujan lebat membuat pertandingan harus dihentikan sementara.
Hal ini pun membuat Bayu menyarankan agar laga tarkam ini ditunda pada lain hari.
Namun, usulan dari mantan pemain Madura United tersebut tidak digubris dan pertandingan tetap dimainkan setelah hujan reda.
Baca Juga: Kiper Timnas Indonesia Ini Pernah Was-was Kehadiran Daryono di Persija
"Waktu itu hujan deras, kami sudah bermain sekitar 15 menit, dan akhirnya harus ditunda karena hujan lebat di mana bola tidak mengalir," kata Bayu Gatra seperti dikutip oleh BolaSport.com dari YouTube-nya, Bayu 23 Gatra, 19 November 2020.
"Saya sudah berinisiatif ke panitia untuk meminta menunda laga tersebut dan berlanjut pada hari Kamis (19/11/2020), tetapi tim musuh (Bedadung FC) tidak mau," ujar Bayu.
Saat pertandingan kembali dilanjutkan, Bayu Gatra dan kawan-kawan berhasil membawa Predator FC unggul hingga dua angka.
Baca Juga: Cedera di Timnas U-19 Indonesia, Pilar Persib Ini Beri Pesan Menyentuh
Namun, di tengah keunggulannya pada babak kedua, insiden kericuhan pertandingan itu muncul ketika salah satu pemain Predator FC melanggar pilar Bedadung FC.
Pelanggaran tersebut ternyata membuat para suporter masuk ke lapangan dan berakhir rusuh hingga terjadi pemukulan.
"Akhirnya kami melanjutkan pertandingan. Kami (Predator FC) unggul 1-0 pada babak pertama dan pada jalannya babak kedua bisa leading jadi unggul dua angka," tutur Bayu Gatra.
Baca Juga: Alasan Klub Malaysia Ini Tak Jadi Rekrut Pemain Persija Evan Dimas
"Berselang lima menit sampai 10 menit, terjadilah pelanggaran teman saya menekel pemain musuh (Bedadung FC) dan wasit pun memberikan kartu kuning," kata Bayu.
"Penonton langsung masuk ke lapangan dan seketika memukuli beberapa pemain yang ada di lapangan," ujar pemain berlabel anggota timnas Indonesia tersebut.
Bayu Gatra pun mencoba mengambil hikmah baik dari pertandingan tarkam tersebut dan memberikan pesan penting bagi suporter Indonesia.
Baca Juga: Tolak Tawaran Luar Negeri, Begini Alasan Bek Timnas U-16 Indonesia Ini
Pesan yang diberikan oleh Bayu adalah jangan kehilangan akal sehat dalam memberikan dukungan terhadap tim yang dicintainya.
"Hal itu yang saya tidak sukai dari suporter Indonesia. Jadi, boleh mendukung, boleh fanatik, asalkan jangan bodoh, itu pesan saya," tutur Bayu Gatra.
Berikut video cuplikan kericuhan yang terjadi dalam laga antara Bedadung FC menghadapi Predator FC yang diperkuat oleh Bayu Gatra, seperti dilansir oleh BolaSport.com dari YouTube Pikly Gaming.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | YouTube/Bayu 23 Gatra |
Komentar