Namun, seiring berjalannya waktu dan dibukanya PSBB, bisnis cuciannya kembali lancar,
"Karena sebagian pelanggan saya ini mahasiswa dan pekerja, jadi lumayan ramai," tandasnya.
Tak tanggung-tanggung, omzet yang berhasil diraup dalam satu bulan bisa mencapai 8-12 juta rupiah.
Jumlah ini diperkirakan bisa bertambah ketika masa sudah new normal atau masa pandemi sudah berakhir.
"Saya dulu memulai usaha butuh uang sekitar 100 juta lebih. Itu sudah termasuk paket lengkap sabun dan lain-lain, namun belum termasuk untuk harga sewa toko," imbuhnya.
Dani membuka usaha tersebut bersama sang istri. Menurutnya usaha laundry lebih mudah dijalankan dan risikonya tidak terlalu besar.
“Sebenarnya itu ide lama dengan istri, memang kebetulan kami cari usaha di bidang jasa saja, jadi tidak terlalu banyak risiko,” ujarnya.
Baca Juga: Kolaborasi Divisi Sport Science, Pelatih Fisik, Dokter Tim dan Fisioterapis akan Bawa Persib Melejit
Mantan Pemain Persija ini tak takut jika suatu saat nanti usaha yang dijalani mengalami bangkrut atau gagal.
Kendati demikian, ia berharap usahanya tetap langgeng dan semakin sukses sehingga bisa menjadi modal ketika gantung sepatu.
"Kalau namanya bisnis, pilihannya kalau tak untung ya pasti bangkrut dan saya sudah siap mengenai hal itu. Kalau bisnis ini sukses, pasti jadi modal berharga untuk masa depan nanti," ungkapnya.
"Pesepak bola rata-rata bermain cuma maksimal sampai 40 tahun saja. Setelah itu mereka akan menganggur. Kalau sekarang tidak pintar-pintar cari usaha, ke depannya pasti sulit," pungkasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tribun Jatim |
Komentar