"Jadi ini memang hasil seleksi, hasil rekomendasi, serta banyak hal yang kami lakukan. Kami berharap ke depan bisa mendapatkan talenta-talenta top yang memang bagus di sepak bola. Mereka bisa kami tingkatkan dengan cepat agar dapat bergerak lebih cepat ke level top," kata Guntur.
Sementara itu, akademi lebih fokus mematangkan potensi talenta muda untuk memulai karier profesional.
"Di layer kedua ada akademi. Di pembinaan sepak bola itu ada yang namanya late developer, jadi perkembangan anak-anak yang relatif lambat. Di masa mudanya mereka tidak begitu terlihat, cenderung diragukan apakah bisa mencapai level top atau tidak," kata Guntur.
Baca Juga: Evan Dimas Akui Gaya Mainnya Terinspirasi Permainan Barcelona
"Tujuan akademi ini salah satunya adalah memfasilitasi talent-talent yang seperti itu. Sudah tampak potensinya, tetapi belum maksimal. Masih harus menunggu satu dua tahun untuk mencapai titik optimal mereka dalam berkembang. Mereka ini yang juga harus dipelihara karena seringkali bakatnya sangat bagus tetapi belum begitu tampak," tambah eks asisten pelatih timnas U-19 ini.
Kemudian ada soccer school atau sekolah sepak bola (SSB) yang diperuntukkan bagi anak-anak yang ingin mengenal sepak bola.
"Tujuan pertama tetap memfasilitasi lebih banyak anak untuk merasakan metodologi PSS Sleman, merasakan berlatih berproses dengan pengelolaan yang jauh lebih intensif," ujar Guntur.
"Jadi soccer school ini masih embrio, mungkin belum akan berjalan tahun ini atau tahun depan, tetapi untuk jangka panjang kami akan mengelolanya sehingga akan ada lebih banyak lagi anak-anak yang bisa merasakan sepak bola yang jauh lebih sistematis," lanjutnya.
"Saya tidak mengatakan bahwa teman-teman di SSB tidak sistematis, bukan demikian. Tetapi, kami memperkenalkan metodologi, memperkenalkan cara berlatih, memperkenalkan cara bermain sesuai dengan apa yang kami yakini benar," tambahnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tribun Jogja |
Komentar