Sebelumnya, Miller bak pembalap yang tak dikenali pada ajang MotoGP meski sudah tiga musim berkompetisi (satu musim bersama CRT LCR Honda dan dua musim bersama Marc VDS Honda) dan pernah memenangi balapan basah MotoGP Belanda 2016 di Sirkuit Assen.
Baca Juga: Kalah dari Khabib Nurmagomedov, Gaethje Bisa Hajar 3 Petarung Ini Termasuk McGregor
"Saya tidak bisa berterima kasih (dengan cukup) kepada Paolo Campinotti dan Francesco Guidotti, semua orang yang ada di Pramac, untuk semua yang telah mereka lakukan selama tiga tahun terakhir," tutur Jack Miller, dikutip dari Crash.
"Pertama, saya belum pernah berada dalam satu tim lebih dari dua tahun, jadi berada di sana selama tiga tahun terasa seperti seumur hidup."
"Pelajaran yang mereka berikan kepada saya, baik di dalam maupun di luar lintasan, mereka adalah pelajaran hidup yang tak akan pernah saya lupakan dan saya selamanya bersyukur kepada mereka untuk ini."
"Saat saya datang ke sana, saya hanyalah sosok 'bertanda tanya', anggap saja begitu. Saya merasa kami sudah membuktikan kepada beberapa orang bahwa mereka salah dan menutup mulut banyak orang lagi selama bersama. Semoga kami bisa terus melanjutkan hal tersebut," kata Miller lagi.
Baca Juga: Menurut Andy Murray, Lewis Hamilton Sudah Layak dapat Gelar Bangsawan
Meski pernah datang dengan status yang dipertanyakan, Jack Miller terbukti berkembang selama berada di bawah naungan tim Pramac Racing.
Miller bahkan percaya, dia bisa saja meraih hasil yang lebih baik pada akhir musim ini andai tidak memiliki empat hasil gagal finis alias did not finish (DNF).
Statistik mencatat, Miller mengalami satu kali crash, dua kali isu teknis di motornya, serta satu insiden aneh yang membuat motor Ducatinya mati setelah bersenggolan dengan kuda besi milik Fabio Quartararo dari tim Petronas Yamaha SRT.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar