BOLASPORT.COM - Gelandang timnas U-16 Indonesia, Aditiya Daffa Al Haqi berbagi cerita untuk merajut impiannya hingga bisa dilatih oleh sang idola.
Pemain muda Barito Putera ini kembali dipanggil pelatih timnas U-16 Indonesia, Bima Sakti untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) yang berlangsung di Cikarang, Bekasi.
Kembali bergabung dengan timnas U-16 Indonesia, tentu saja membuat Aditiya Daffa Al merasa bersyukur karena ia masih dipercaya oleh sang juru taktik timnas.
Nama Aditiya Daffa Al masuk dalam 26 pemain yang saat ini mengikuti TC timnas U-16 Indonesia untuk mempersiapkan diri menuju Piala Asia U-16 2020 yang direncanakan awla tahun 2021.
Baca Juga: Persija Jakarta Dua Kali Kena Gol Tangan Tuhan ala Diego Maradona
Aditiya Daffa Al menjadi salah satu pemain yang sering masuk dalam skuad timnas U-16 Indonesia setelah 2019 menjadi salah satu langganan pemain.
Untuk bisa menjadi bagian dari timnas U-16 tentu tak muda untuk Aditiya Daffa Al karena ia harus terus bersaing dengan para pemain lain.
Tetapi, Daffa mengaku tetap bekerja keras untuk memberikan yang terbaik, apalagi ia memiliki mimpin dan harapan bisa dilatih dengan sosok idolanya, Bima Sakti.
Aditiya Daffa Al mengaku sempat kaget saat saat pertama dipanggil timnas U-16, tetapi setelah itu ia bertekad untuk bisa memberikan yang terbaik.
"Saat itu saya merasa kaget, bahkan sampai hari ini pun tidak menyangka bisa masuk Tim Nasional U-16. Apalagi saya dan teman-teman dilatih oleh sosok pelatih Bima Sakti," kata Aditiya Daffa Al Haqi sebagaimana dilansir BolaSport.com dari kaman PSSI.
"Masih ingat saat itu semua berawal ketika saya ikut seleksi tahap kedua pada 13 Mei 2019. Saat seleksi pertama, yang dipanggil hanya Alex (Alexandro Felix), teman satu tim di klub dan sejak itu punya keinginan juga untuk masuk Timnas. Alhamdulillah bisa tercapai," ucapnya.
Pemain muda yang mengidolakan sosok Bima Sakti itu meneritakan bagaimana awalnya ia mulai suka sepak bola.
Bahkan pemain yang akrab disapa Tile itu berbagi cerita bagaimana saat ia pertama kali diajak sang ayah untuk melihat pertandingan sepak bola langsung.
Hingga sang ayah yang berharap sang anak bisa membela timnas Indonesia, dan akhirnya mimpi itu terwujud.
"Dulu waktu usia 10 tahun saya pernah diajak sama (alm) bapak ke stadion GBK. (Alm) Bapak pernah bilang, suatu saat nanti kamu pasti akan masuk timnas. Mungkin sekarang kamu hanya bisa nonton, tapi suatu saat nanti kamu akan main di sini dan ditonton banyak orang," ujar Tile.
Namun ternyata Tile menyayangkan hal itu karena ia tak bisa memperlihatkan kepada sang sayah jika ia sudah bekerja keras dan bisa masuk timnas U-16 INdonesia.
Baca Juga: Dua Pemain Dicoret, Akankah Ada Pemain Baru di Timnas U-19 Indonesia?
"Sayangnya bapak tidak sempat lihat saya masuk timnas. Tahun 2016, setelah ashar, bapak berpulang ke hadapan Allah SWT, persis di depan saya saat mau pamit latihan. Persisnya, saat mau salim ke bapak, trus tiba-tiba bapak susah bernapas, saya lari untuk manggil ibu, tapi bapak akhirnya berpulang. Itu 2 minggu sebelum saya berangkat ke China untuk ajang Gothia Cup," Tile.
Tentu saja sang ayah sangat berarti dalam hidupnya, bagaimana tidak untuk bisa mencapai hal ini ia harus bekerja keras.
Apalagi di dunia sepak bola, ini yang sudah diharapkan para pemain.
"Saat umur 8 tahun saya sudah sering diajak sama (alm) bapak untuk ikut sekolah sepakbola (ssb) deket rumah. Tapi karena untuk usia 8 tahun belum ada, saya ikut latihan bersama kelompok usia 10 tahun. Awalnya ssb Panser di Ciputat, lalu pindah ke SSB Astam umur 11 tahun. Mulai ikut liga, dan mungkin dari situ kepantaunya juga," katanya.
Perjuangan Tile bermain si kulit bundar kala masih berlatih di ssb hingga sekarang membela Tim Nasional pun tak lepas dari cerita masa kecilnya.
Tile kecil yang sudah diperkenalkan dengan dunia sepakbola oleh sang ayah bahkan tak memiliki sepatu khusus sepakbola untuk berlatih 8 tahun silam.
"Usia saya masih 8 tahun waktu itu dan saat latihan di ssb, saya tidak punya sepatu. Bahkan pertama kali latihan, saya memakai sepatu yang sama untuk sekolah. Melihat anak-anak lain sudah pakai sepatu bola yang layak, rasanya ingin juga tetapi belum bisa beli saat itu. Itu yang tidak bisa saya lupa," tuturnya.
Baca Juga: Kesibukan Bek Bhayangkara FC selama Kompetisi Tertunda, Tak Terlepas dari Sepak Bola
Menjadi pemain yang beberapa kali masuk pemusatan latihan sejak tahun lalu ini, membuat dirinya termotivasi lebih untuk selalu fokus dan disiplin saat latihan maupun pertandingan.
Untuk merajut mimpi dan impianku Tile tetap fokus melaksanakan perintahperintahnya.
"Yang paling memotivasi saya adalah almarhum bapak, karena inget sekali dulu bapak sering mengantar saya latihan dengan sepeda motor, meski harus menempuh jarak tempuh yang jauh, contohnya Jakarta ke Bogor," kata mya.
""Sekarang sedih bapak sudah tidak ada, tapi saya lega karena setidaknya walaupun bapak tidak ada tapi harapan almarhum tercapai. Saya akan selalu bersungguh-sunguh agar selalu dipilih dan membela timnas tuturnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | PSSI |
Komentar