Dari angka ini, sebesar 150 juta dolar AS (Rp 2,1 triliun) ditetapkan untuk membentuk paket bantuan untuk Gerakan Olimpiade dan sisanya disisihkan untuk penyelenggaraan Olimpiade.
Sejak itu, Tokyo 2020 dan IOC telah mengumumkan 50 langkah pemotongan biaya yang disebut dapat menghemat 288 juta dolar AS (Rp 4,07 triliun).
Baca Juga: Mike Tyson Disebut Bisa Kembali dalam Perebutan Gelar Juara Dunia Kelas Berat
Jumlah termasuk pemotongan jumlah pejabat yang menghadiri Olimpiade, reformasi infrastruktur yang akan mengurangi jumlah penerangan dan pasokan listrik sementara, tambahan tempat pertandingan, dan penghapusan upacara di perkampungan atlet dan sebelum upacara pembukaan.
Langkah-langkah penyederhanaan telah dijuluki "Model Tokyo" oleh Tokyo 2020 dan IOC dengan saran negara tuan rumah di masa depan dapat belajar dari langkah-langkah pemotongan biaya.
Tokyo 2020 ditetapkan menelan biaya sekitar 13 miliar dolar AS (Rp 183,7 triliun) sebelum ditunda pada Maret.
Dari jumlah ini, panitia akan menanggung 5,8 miliar dolar (Rp 81 triliun), Pemerintah Metropolitan Tokyo 5,7 miliar dolar AS (Rp 80,5 triliun), dan Pemerintah Jepang sisanya 1,4 miliar dolar AS (Rp 19,78 triliun).
Tiga pemangku kepentingan akan memutuskan pada bulan depan berapa banyak biaya tambahan yang akan ditanggung masing-masing.
Olimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus pada 2021, diikuti oleh Paralimpiade dari 24 Agustus hingga 5 September.
Harapan dari penyelenggaraan Olimpiade yang sukses telah didorong oleh kemajuan dalam pengembangan vaksin COVID-19 meskipun mungkin masih perlu waktu sebelum tersedia untuk masyarakat luas.
Baca Juga: Sudah Berusia 41 tahun, Rossi Sesali Ditinggalkan 2 Pembalap Tertua Kedua
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | insidethegames.biz |
Komentar