Pada balapan pertama MotoGP 2020, pembalap berusia 28 tahun itu finis di posisi ke-10. Bagi Nakagami, hasil balapannya itu sangat buruk.
"Pada balapan berikutnya, saya menyadari saya harus mengubah gaya karena dengan motor 2019, saya menjalani operasi di musim dingin. Secara fisik, saya belum 100 persen. Jadi satu-satunya cara adalah melihat data Marc," aku Nakagami.
"Dia tahu betul bagaimana menangani motornya, terutama musim lalu pada 2019. Dia memenangkan banyak balapan, jadi mengapa tidak? Jika saya punya kesempatan, saya coba lihat datanya bagaimana dia mengelola motor ini."
Baca Juga: Setelah Sponsori Yamaha, Monster Energy Bergabung dengan Suzuki Mulai 2021
"Saya lalu bisa melihat banyak trik dalam pengereman, di tikungan tengah, keluar, banyak hal. Itu adalah motor yang sama, tetapi grafiknya sangat berbeda. Pertama kali saya melihatnya, saya berpikir "wow, bagaimana dia mengaturnya?" ucap Nakagami.
Nakagami lalu mendapat masukkan dari Honda Racing Corporation, Takeo tentang cara mengerem ala Marquez.
"Tentu saja, tidak mudah menyalin gaya balapan pembalap lain. Tetapi, saya harus mencoba. Jika tidak, saya akan mendapatkan hasil yang sama seperti balapan pertama Jerez 1," kata Nakagami.
"Jadi, saya selalu mencoba beradaptasi, mengingat grafik dan bagaimana Marquez selalu memikirkannya dan itu bagus. Tiba-tiba saya merasa bahwa pada lucky point setelah beberapa lap saya merasa menemukan semacam 'gaya Marc'," ujar Nakagami.
"Saya bisa berhenti dengan sangat baik, mudah menghentikan motor, dan mudah mendapatkan lebih banyak umpan balik di depan. Jadi, lebih mudah untuk berhenti dan berbelok. Saya beruntung."
Meski begitu, Nakagami harus siap menghadapi risiko untuk mengubah gaya balapnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar