BOLASPORT.COM - Legenda bulu tangkis Malaysia, Rashid Sidek, menyebut para pemain kidal adalah sosok-sosok yang sangat diberkahi.
Oleh karena itu, Rashid Sidek percaya jika para pemain kidal dibina sejak dini, mereka bisa menjadi aset berharga bagi tim nasional negara manapun.
Selama berkarier sebagai pebulu tangkis pada akhir tahun 80-an hingga awal tahun 90-an, Sidek tercatat pernah menghadapi sejumlah pemain kidal hebat yakni Yang Yang dan Zhao Jian Hua dari China, serta Poul-Erik Hoyer Larsen dari Denmark.
Yang Yang bahkan menjadi pemain kidal pertama di dunia yang mampu menjadi juara dunia pada tahun 1985.
Dia lalu mencatat sejarah serupa saat menjuarai All England Open pada tahun 1989.
Baca Juga: Keluar dari Rumah Sakit, Romain Grosjean Bidik Balapan di Abu Dhabi
Pada tahun yang sama, Yang Yang juga sukses menjadi juara dunia untuk kali kedua.
"Tidak begitu banyak pemain kidal dalam era saya, tetapi mereka yang berhasil mencapai puncak adalah sosok-sosok yang istimewa," ucap Rashid Sidek, dikutip dari The Star.
"Yang Yang, Zhao Jian Hua, dan Poul-Erik Hoyer Larsen adalah gangguan bagi saya selama hari-hari saya menjadi atlet."
"Sulit untuk bermain melawan mereka karena tembakan mereka licik dan menipu. Saya harus benar-benar mengeluarkan yang terbaik dalam diri saya untuk mengalahkan mereka."
"Mereka berpikir dengan cara berbeda dan ide mereka beragam. Beberapa tembakan menyilang mereka juga gila," kata Sidek lagi.
Baca Juga: Sialnya Mike Tyson, Kualat Gara-gara Ingin Makan Anak Lennox Lewis
Lebih lanjut, Rashid Sidek mengatakan bahwa penyebab utama para pemain tangan kanan seperti dia kesulitan menghadapi pemain kidal adalah karena minimnya jam latihan.
Sidek pun mengenang masa saat membela Malaysia pada Piala Thomas 1992, ketika negaranya cuma punya satu pemain kidal di tim nasional.
"Pada Piala Thomas 1992, saya tidak punya pemain kidal untuk diajak berlatih. Hanya ada satu pemain kidal di tim, tetapi Soo Beng Kiang adalah pemain ganda," kata dia.
Selepas era Rashid Sidek, bulu tangkis dunia mulai "diramaikan" dengan para pemain kidal.
Di Malaysia, tercatat ada Yong Hock Kin, Wong Choong Hann, Yap Kim Hock, Tan Boon Heong, Chin Eei Hui, dan Woon Khe Wei.
Sementara itu, dari negara lain ada pemain-pemain kidal yang sukses menjadi pemain nomor satu dunia yakni Lin Dan (China), Carolina Marin (Spanyol), dan Kento Momota (Jepang).
"Lin Dan adalah bintang yang tak ada duanya. Saat ada pemain kidal yang bagus, mereka cenderung mendominasi untuk beberapa waktu," ucap Sidek.
"Saat ini, dua kali juara dunia putra dan putri juga pemain kidal, Kento Momota dari Jepang dan Carolina Marin dari Spanyol," kata dia.
Selain para pemain tunggal kidal, kombinasi pasangan ganda kidal dan non-kidal juga terbukti menjadi duet maut bagi para lawan.
Eks pasangan ganda putra China, Cai Yun/Fu Hai Feng, adalah contohnya.
Baca Juga: BAM Tak Wajibkan Pemain Isolasi Mandiri Sebelum ke Turnamen Leg Asia
Fu Hai Feng bahkan mampu meraih dua medali emas Olimpiade dengan dua rekan bertangan kanan yang berbeda.
Pada Olimpiade London 2012, Fu Hai Feng menyabet medali emas bersama Cai Yun, sementara pada Olimpiade Rio 2016, dia mendapatkannya bersama Zhang Nan.
"Soon Kit juga tampil cukup bagus bersama rekan-rekan kidalnya, Beng Kiang dan Kim Hock," ucap Rashid Sidek.
"Ingat juga bagaimana Boon Heong mendominasi untuk beberapa waktu bersama pemain berbakat Koo Kien Kiat," kata dia melanjutkan.
Baca Juga: Suzuki Klaim Peningkatan GSX-RR Bawa Joan Mir Juara Dunia MotoGP
Berkaca pada sejarah dunia inilah, Rashid Sidek berharap Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM) bisa lebih memerhatikan para pemain kidal di negeri jiran.
Salah satunya ialah dengan menjadikan mereka lawan latihan bagi para pemain non-kidal.
"Senang mengetahui bahwa ada beberapa pemain kidal di tim junior. Merupakan hal bagus memiliki pemain seperti itu, mereka juga bisa menjadi lawan latihan bagi para pemain tangan kanan," kata Sidek.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | The Star |
Komentar