BOLASPORT.COM - Mantan petinggi Honda, Livio Suppo, kecewa ketika melihat talenta muda yang ditemukannya dulu justru bersinar bersama pabrikan lain.
Honda mengalami salah satu musim terburuk mereka di MotoGP pada musim 2020.
Selain kehilangan gelar juara dunia, Honda sama sekali tidak mendapat kemenangan dari 14 balapan yang berlangsung pada MotoGP 2020.
Untuk sekadar finis di posisi tiga besar Honda juga kesulitan. Cuma Alex Marquez, penunggang motor RC213V yang mampu naik ke atas podium sebanyak... dua kali.
Baca Juga: Mantan Manajer Bujuk Valentino Rossi Agar Pensiun dari MotoGP
Selain masalah motor yang sulit dikendalikan, regenerasi pembalap yang kurang berhasil menjadi salah satu alasan kesulitan yang dialami Honda.
Pendapat tersebut diungkapkan oleh Livio Suppo, mantan Direktur Komunikasi dan Marketing Honda Racing Corporation (HRC).
Livio Suppo menyebut ada tiga talenta muda yang disia-siakan oleh Honda.
Salah satu contoh paling nyata adalah Joan Mir, pemenang gelar juara dunia MotoGP 2020.
Baca Juga: Mantan Bos Honda Sebut 2 Orang yang Berdosa atas Cedera Parah Marc Marquez
Sebelum memutuskan bergabung dengan Suzuki, Joan Mir memiliki kesepakatan pra-kontrak dengan Honda ketika merencanakan promosi ke kelas MotoGP.
Suppo kala itu melihat Mir sebagai penerus Dani Pedrosa. Sayangnya, rencana Suppo gagal ketika Mir justru berlabuh ke pabrikan lain.
"Setelah saya pergi [pada 2007], sejauh apa yang saya tahu, negosiasi dengan Mir terus berjalan," kata Suppo, dilansir BolaSport.com dari GPOne.
"Akan tetapi, Alberto Puig [Manajer Tim Repsol Honda] memberi tahu Mir bahwa dia akan mendapatkan kontrak namun tanpa jaminan akan bergabung dengan tim."
"Joan menginginkan sebuah tim pabrikan sehingga lebih memilih Suzuki daripada tim satelit Honda," ucap Suppo menambahkan.
Baca Juga: Manajer Tim Suzuki: Joan Mir Dahulu Hampir Gabung Honda, tapi...
Livio Suppo menyebut Joan Mir akan menjadi solusi yang lebih baik bagi Repsol Honda daripada Jorge Lorenzo yang direkrut untuk mewarisi kursi Pedrosa.
"Jika Honda memilih Mir daripada Lorenzo, mereka akan bersaing untuk perburuan gelar dan mengamankan masa depan tim," ucap Suppo lagi.
Baca Juga: Soal Kapan Bakal Balapan di MotoGP Lagi, Begini Jawaban Marc Marquez
Selain Joan Mir, pembalap potensial lain yang batal bersinar bersama Honda adalah Franco Morbidelli, runner-up kejuaraan MotoGP 2020.
Sebelum bergabung dengan Petronas Yamaha SRT, Morbidelli melakoni debut di kelas MotoGP bersama tim satelit Honda, Marc VDS, pada 2018.
Sialnya, murid Valentino Rossi yang paling sukses itu hanya bertahan satu tahun di Honda karena Marc VDS memilih mundur dari MotoGP.
Suppo mengklaim bahwa merekrut Morbidelli merupakan idenya. Namun, keyakinannya terhadap Morbidelli mendapat tentangan.
Baca Juga: Tim Marc VDS Ingin Memberi Franco Morbidelli Motor Pabrikan
"Sayalah yang menempatkan Morbidelli di Marc VDS, tetapi petinggi dari Jepang tidak pernah mau percaya pada potensinya," tutur Suppo.
Pembalap lain yang disia-siakan Honda adalah Jack Miller.
Padahal merekrut Miller merupakan keputusan nekat yang dilakukan Honda mengingat sang pembalap mendapat promosi dari kelas Moto3 ke kelas MotoGP.
Baca Juga: Andai Gabung Honda Lebih Cepat, Alex Marquez Tak Akan Merana
Akan tetapi, Jack Miller tak pernah mampu mengeluarkan potensinya selama tiga musim menggeber motor balap RC213V.
Kurangnya dukungan dari Honda menjadi penyebab Miller tergoda untuk hengkang ke tim 'junior' Ducati di MotoGP, Pramac Racing.
Keputusan Honda melepaskan Jack Miller sampai membuat Marc VDS kesal. Livio Suppo pun merasakan hal yang sama.
"Saya marah. Itu seperti menjual saham yang sedang naik dan kehilangan uang," ujar Suppo dalam kesempatan lain.
Baca Juga: Kehilangan Jack Miller, Tim Marc VDS Salahkan Tim Honda
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar