Terselenggaranya Kejuaraan Dunia, Olimpiade, Piala Thomas-Uber, dan Piala Sudirman pada tahun yang sama belum pernah terjadi sebelumnya.
Menilik sejarah, BWF (dulu IBF) awalnya menerapkan siklus tiga tahunan bagi turnamen level dunia yaitu Kejuaraan Dunia, Piala Uber, dan Piala Thomas pada 1977-1983.
Siklus berubah menjadi dua tahunan pada 1984 dengan tahun genap untuk Piala Thomas-Uber dan tahun ganjil untuk Kejuaraan Dunia—plus Piala Sudirman sejak 1989.
Slot tahun ganjil itu menyebabkan Kejuaraan Dunia dan Olimpiade tidak berbenturan ketika bulu tangkis menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade pada 1992.
Baca Juga: TVRI Umumkan Siaran Langsung Leg Asia dan BWF World Tour Finals 2020
Kesakralan titel juara dunia individu tetap dipertahankan ketika Kejuaraan Dunia berubah menjadi turnamen tahunan dengan jeda empat tahun sekali pada tahun Olimpiade.
Tidak mengherankan apabila penyelenggaraan seluruh turnamen mayor pada tahun yang sama menimbulkan pro dan kontra.
Kehadiran dua turnamen level dunia pada tahun yang sama dianggap bakal mengurangi prestise gelar juara dunia.
Meski begitu, situasi ini di satu sisi menjadi tantangan bagi atlet ataupun negara yang terlibat untuk torehan prestasi langka.
Baca Juga: Kekalahan Praveen/Melati pada Indonesia Masters 2020 Masuk Daftar Kejutan Versi BWF
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | bwfbadminton.com |
Komentar