BOLASPORT.COM - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, angkat bicara mengenai situasi yang dialami Maverick Vinales.
Maverick Vinales menjadi salah satu pihak yang dirugikan dari pencapaian minor Yamaha pada MotoGP 2020.
Seperti diketahui, inkonsistensi menjadi momok terbesar Yamaha pada MotoGP 2020 hingga membuat mereka gagal juara meski paling sering menang.
Maverick Vinales turut menjadi korban di mana dia kerap tampil melesat saat latihan bebas dan kualifikasi namun menghilang saat balapan.
Baca Juga: Termasuk Valentino Rossi, Ini Potret Pembalap dengan Seragam Tim Baru pada MotoGP 2021
Vinales pada akhirnya 'hanya' tiga kali naik ke atas podium dengan satu di antaranya adalah kemenangan. Sisanya, dia hanya sekali finis di posisi lima besar.
Vinales mengakhiri kompetisi di peringkat keenam. Pencapaian itu jelas bukan hasil yang bagus dari pembalap yang diharapkan menjadi ujung tombak tim pabrikan.
Lebih-lebih, Vinales telah empat musim memperkuat Yamaha namun belum dapat membuktikan potensi besar yang dimilikinya sehingga dianggap mentok.
Pencapaian terbaik Vinales bersama Yamaha sejauh ini adalah peringkat ketiga klasemen pada musim 2017 dan 2019.
Baca Juga: Suzuki Ingin Tantang Marc Marquez Saat Comeback pada MotoGP 2021
Kritik terhadap Maverick Vinales semakin mengalir setelah dirinya lebih sering menyatakan kebingungan setiap kali menuai hasil buruk di lintasan.
"Anda harus bertanya kepada Yamaha" menjadi respons Maverick Vinales ketika ditanya perbaikan apa yang bisa dilakukan Yamaha pada musim depan.
Kondisi Vinales yang seolah kehilangan arah menjadi situasi yang mengkhawatirkan bagi tim Monster Energy Yamaha pada MotoGP 2021.
Kans Yamaha untuk menjadi juara dipertaruhkan setelah Vinales yang diharapkan sebagai ujung tombak malah menunjukkan ketidakyakinan.
Meski begitu, Lin Jarvis tetap menaruh kepercayaan terhadap Vinales.
"Dia [Vinales] punya kekuatan dan kelemahan," kata Lin Jarvis, dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
"Kekuatannya adalah dia terus berlatih dengan motivasi tinggi, terus berusahan, dan kembali ke posisi teratas bahkan ketika dia terpuruk dan depresi."
"Kelemahannya adalah dia mudah terjebak dalam tren buruk. Ketika mengalami hari yang buruk, dia cenderung mengalami perubahan suasana hati."
Baca Juga: Kondisi Bos Tim Gresini yang Positif Covid-19 Dilaporkan Sudah Membaik
"Saya pikir itu kelemahan. Pembalap harus bisa menyatukan kembali suasana hatinya dan menjaganya berada di zona menuju kesuksesan," sambung Lin Jarvis.
Menjaga Maverick Vinales berada di zona nyaman diakui Lin Jarvis sebagi kunci untuk memaksimalkan potensi pembalap asal Spanyol tersebut.
"Jika Maverick bisa berada di zona nyamannya, dia benar-benar bisa melakukan hal yang luar biasa," ucap Jarvis menutup.
Usaha untuk membuat Vinales merasa nyaman sebenarnya sudah dilakukan Yamaha dengan mengabulkan berbagai permintaan sang pembalap.
Baca Juga: Valentino Rossi Diprediksi Tak Akan Membalap di MotoGP pada 2022
Ketika Vinales bersitegang dengan kepala krunya, Ramon Forcada, Yamaha menggeser kepala kru veteran itu dan menggantinya Esteban Garcia pada 2019.
Esteban Garcia merupakan kepala kru Vinales ketika menjadi juara dunia Moto3 pada 2013.
Pabrikan garpu tala saat itu juga memasukkan mantan pembalap, Julian Simon, yang dipilih Vinales untuk menjadi pelatih.
Setelah masalah personel, Vinales kini memiliki permintaan baru agar merasa nyaman dengan motor Yamaha M1.
Baca Juga: Andrea Dovizioso Sebut Casey Stoner adalah Rival yang Paling Berbakat
Maverick Vinales berharap Yamaha bisa menyelesaikan masalah grip ban belakang yang menjadi masalah utama dalam beberapa musim terakhir.
"Motor tahun ini sebenarnya lebih baik ketika ada grip. Jika tidak ada grip, kami sangat kesulitan," ujar Vinales, dilansir dari Motorsport.
"Kami harus memperbaiki grip ban belakang. Grip adalah elemen fundamental bagi semuanya, pengereman, akselerasi, segalanya."
"Tanpa grip Anda kehilangan DNA dari Yamaha," imbuhnya.
Baca Juga: 'Anda Harus Memperhatikan Franco Morbidelli'
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport.com, Speedweek.com |
Komentar