Budi menceritakan bahwa kecelakaan itu terjadi saat Gian Zola menginjak tempat mesin pompa air yang terbuat dari baja ringan dan dilapisi keramik.
Tetapi, tempat yang jadi pijakan Zola malah rusak karena tekanan berat badannya sehingga itu rusak dan kakinya terluka.
"Iya, dia teriak tetapi tidak ada orang. Darah yang keluar juga banyak. Lalu dia telepon anak yang ada di toko. Untungnya ada pamannya dan langsung dibantu," ujar Budi.
Kaki bagian jempol Zola pun memiliki luka robek cukup serius, lantaran terkena keramik, oleh karena itu langsung dibawa ke rumah sakit.
"Jempol kirinya tepat kena keramik ada robek dalam. Jadi langsung dibawa ke dokter Rumah Sakit Al Islam, akhirnya dibersihkan dan sisuntik tiga kali supaya tidak infeksi,"ucapnya.
Baca Juga: Ini Ekspektasi BWF Usai Mundurnya China, Jepang, dan Marcus/Kevin dari Leg Asia
Setelah melewati perawatan itu, dokter pun menyarankan bahwa Zola harus menjalani operasi karena sulit dijahit luka robeknya.
"Kemudian dikasih tahu harus dioperasi karena sulit kalau dijahit. Untuk penyembuhannya langsung pulang di rumah istirahat selama satu bulan tidak boleh ada aktivitas. Ya dikasih juga obat," katanya.
Budi mengaku sempat panik saat mendengar kabar anaknya kecelakaan, tetapi ia coba ikhlas.
"Saya justru lagi di GBLA main bola. Saya tidak jadi main setelah menerima telepon. Lihat Zola kasian kan karena dia takutnya diamputasi," tuturnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | jabar.tibunnews.com |
Komentar