"Saya tidak mau retired, tetapi Hendra sebagai ofisial meminta ke wasit agar pertandingan dihentikan dengan menyebut saya tidak mungkin melanjutkan pertandingan karena cedera. Padahal, saya tidak cieera," tutur Mia.
Soal, tidak melaporkan terjadi perjudian kepada BWF, seperti halnya Agri, Mia pun tidak mengetahui kalau tidak melaporkan ke BWF adalah sebagai pelanggaran kode etik. Yang dia tahu, pelanggaran kode etik hanya berupa perjudian saja.
"Selain itu, BWF tidak pernah melakukan investigasi langsung kepada saya sehingga saya tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya. Dengan demikian, putusan BWF dilakukan secara sepihak tanpa mendengar penjelasan dan pembelaan dari saya sebagai korban," kata Mia.
Baca Juga: Greysia Polii Mengaku Rindu Bertanding di Lapangan dengan Atmosfer Berbeda
Karena itu, Mia meminta CAS bisa menerima permohonan bandingnya. Dia juga meminta Pengadilan CAS membatalkan keputusan BWF karena dirinya masih ingin terus berkarier sebagai pemain untuk mata pencahariannya.
"Hukuman BWF itu keliru dan tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya. Oleh karena itu, saya meminta agar Pengadilan CAS memeriksa, mengadili dan memutuskan saya tidak melanggar kode etik BWF."
"Dia dinyatakan tidak bersalah dengan menyatakan putusan BWF dinyatakan batal," tulis Agri dalam memori banding yang akan dikirim ke Pengadilan CAS.
"Apabila yang mulia CAS berpendapat lain, saya mohon minta keadilan karena hukuman yang dijatuhkan kepada saya terlalu berat. Profesi pebulu tangkis merupakan satu-satunya mata pencaharian saya dan keluarga," ucaoAgri yang kini membela klub Berkat Abadi Banjar, Kalimantan Selatan
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badminton asia |
Komentar