Kompatriot Cristiano Ronaldo di timnas Portugal tersebut bahkan menyebut kalau lini belakang Real Madrid begitu kacau dan berantakan.
Menurut Pepe, lini belakang Real Madrid tidak terorganisasi seperti halnya FC Porto saat itu.
Baca Juga: Sohib Cristiano Ronaldo Bongkar Sisi Brutal di Ruang Ganti Real Madrid
Para pemain belakang Real Madrid lebih memilih untuk menjaga wilayah mereka sendiri tanpa memedulikan wilayah pemain lain.
"Pertandingan pertama saya melawan Atletico Madrid," ucap Pepe.
"Saya datang dari klub yang terorganisasi secara taktis, di mana jika bola ada di kiri, Anda harus menekan ke sana. Jika di kanan, Anda menekan di sana."
"Apa yang saya temui di Real Madrid adalah kekacauan. Pada menit ke-30, serangan kami gagal dan mereka menyerang kami satu lawan satu dan kami berlari mundur."
"Saya melihat kembali ke Fabio Cannavaro dan berkata kepadanya, 'Fabio! Fabio! Cover, cover!' Dan dia berkata kepada saya, 'Tidak, tidak, kami tidak melakukan itu di sini. Setiap orang memiliki wilayah mereka sendiri."
Baca Juga: Survei Membuktikan Zinedine Zidane Tak Lagi Dipercaya Suporter
"Dan saya seperti, 'Seperti itu? Persetan dengan saya'. Saya melihat sekeliling dan melihat bek sayap ada di depan, gelandang bertahan di depan. Dan saya berpikir, 'Apa? Ada pemain lima puluh meter di belakang saya dan saya di sini untuk bermain satu lawan satu?'," ujar Pepe melanjutkan.
Sejak saat itu, Pepe menjelma menjadi salah satu bek tangguh yang pernah dimiliki Real Madrid.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Marca |
Komentar