Namun karena larangan berkegiatan akhirnya agenda tersebut batal terlaksana.
"Di Spanyol selama tiga minggu cuma latihan sama game internal 2 kali. Soalnya di sama lockdown."
"Sebenernya ada rencana uji coba, cuma gak dapat izin sama pemerintah sana terus jadinya diganti internal game," jelasnya.
Selama 3 minggu di negeri Matador, Saddam mengakui Shin Tae-yong lebih fokus menekankan pemain soal mental dan kedisiplinan.
"Coach Shin Tae-yong lebih menekankan untuk ke mental dan kedisiplinan, sama tingkatin fisik juga biar jadi gak mudah menyerah," katanya.
"Fisik terus. Tiap hari fisik. Putar lapangan 10 menit. Satu putaran harus di bawah 1 menit 20 detik."
Baca Juga: Hasil Liga Inggris - Leicester Hajar Chelsea, Frank Lampard Makin Dekat dengan Pemecatan
"Itu dua set, berarti 20 menit. Dan ngetrap juga (naik turun tangga), tapi di Spanyol gak ada sih. Sama turning pass juga," tambahnya.
Selain itu, Saddam melanjutkan bahwa Shin Tae-yong merupakan pelatih yang sangat disiplin.
Anak-anak asuhnya diminta untuk menghargai waktu dan tidak terlambat saat berlatih ataupun makan bersama.
"Ada juga kedisplinan waktu, telat dikit saja langsung kena denda berupa uang."
"Dendanya beda-beda, ada Rp 300 ribu dan kalau telat latihan itu dendanya Rp 1 juta, itu paling jelek."
"Tapi bisa juga dipulangkan," kata Saddam.
View this post on Instagram
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Chosun.com, PSS Sleman |
Komentar