Motivasi sang ayah membuatnya tak mudah menyerah.
Sampai akhirnya ia terpilih masuk ke tim EPA Persela Lamongan pada tahun 2019.
Seusai dari situ ia sebetulnya sempat mengikuti seleksi di musim kedua Garuda Select.
Hanya ia gagal masuk karena masih belum cukup umur untuk mengikuti program yang dihelat di Inggris dan Italia.
Baca Juga: FAT Sebut AFC Tunda Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G hingga Juni
"Ayah melihat bakat saya dan selalu memotivasi saya untuk bermain sepak bola. Saya didaftarkan masuk SSB pada usia tujuh tahun agar kemampuan saya semakin terasah. Setelah itu, saya tak bisa lepas dari sepak bola dan terus berlatih agar bisa menggapai mimpi saya menjadi pemain profesional dan bermain untuk timnas," jelasnya.
"Saya sempat dipanggil untuk seleksi musim kedua, tapi pada tahun itu usia saya belum cukup dan akhirnya disuruh pulang. Selama setahun saya fokus menempa diri hingga akhirnya dipanggil lagi di musim ketiga dan Alhamdulilah lolos," aku Dustin.
Akhirnya ia pun terpilih kembali untuk mengikuti seleksi Garuda Select musim ketiga ini seusai dinilai bermain cukup baik di EPA Persela Lamongan.
Atas hasil motivasi dan dorongan sang ayah, Dustin Pratama Bramantio berhasil meraih mimpinya di Garuda Select.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | programgarudaselect.com |
Komentar