Dia berani mengambil risiko menandatangani kontrak untuk 2004 dengan rival beratnya Yamaha, sebuah karya yang belum pernah memenangkan gelar sejak 1992 meskipun telah mengantar pembalapnya seperti Biaggi, Checa, Melandri dan Barros.
Yamaha saat itu tidak pernah memenangkan satu gelar Grand Prix (GP) sejak 2003.
Baca Juga: Presiden UFC Beri Restu Trilogi Conor McGregor VsDustin Poirier
Ketika rumor pertama tentang perubahan Rossi muncul pada musim gugur 2003, manajer Honda Kanazawa mengatakan bahwa jika Rossi pergi, Honda akan membangun motor yang lebih baik dan menghancurkannya.
Tetapi, Rossi terbukti tidak bisa dihancurkan. Dia memenangkan balapan pertama dengan Yamaha M1 dan dua gelar pada 2004 dan 2005, dua lagi pada 2008 dan 2009, sejauh ini dalam 15 tahun dengan Yamaha dalam 56 Grand Prix.
Sejak itu, Rossi menjadi musuh bebuyutan nomor 1 di Honda. Itu sebabnya dia selalu menggunakan motor KTM sebagai pengganti Honda di tim Sky VR46 Moto3 GP miliknya.
Saat Casey Stoner mengumumkan pengunduran dirinya di Honda pada 2012, Rossi tidak dianggap sebagai penggantinya.
"Pengganti Sharon Stone bukanlah Sharon Stone,"ujar manajer balap Honda Livio Suppo.
Rossi lalu mengamankan posisi runner-up pada 201MotoGP pada 2014, 2015 dan 2016 dan membuat Honda pusing meski usia Rossi sudah lanjut.
Baca Juga: Iker Lecuona: Jika Valentino Rossi Terus Berkembang, Saya Juga Akan Lebih Berusaha
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar