“Kita semua harus mengakhiri korupsi. Tindakan korupsi membunuh meritokrasi (asas memilih seseorang mengisi jabatan berdasarkan kemampuan, red),” ujarnya.
“Untuk bisa bergerak maju tanpa halangan atau rasa takut, penangkapan ini adalah langkah untuk menghapus era yang penuh korupsi,” ucap Font melanjutkan.
Bartomeu sendiri sudah mengundurkan diri dari jabatannya sejak Oktober 2020 setelah enam tahun berkuasa.
Pria berumur 58 tahun itu mendapat banyak tekanan sehingga membuatnya terpaksa lengser, tak terkecuali dari pemain.
???? BEST OF TRAINING: February ????
— FC Barcelona (@FCBarcelona) March 1, 2021
???? Enjoy the best moments of Barça's training in February 2021.
???? @Beko pic.twitter.com/zvaX0z58LO
Salah satu sosok yang berseberangan dengan Bartomeu adalah megabintang Barca, Lionel Messi.
Bahkan Messi blak-blakan menyebut Barcelona era Bartomeu merupakan sebuah bencana.
Pemilihan presiden Barcelona sendiri akan berlangsung pada 7 Maret 2021.
Penggeledahan klub dan penangkapan Bartomeu seperti melengkapi sorotan negatif untuk manajemen Barcelona.
Sebelumnya, mereka sudah menjadi pembicaraan perihal utang klub yang mencapai 1,173 miliar euro atau sebesar Rp20,13 triliun.
Padahal, pada akhir musim 2019-2020 atau pertengahan 2020, utang Barcelona masih menyentuh angka 488,4 juta euro atau sekitar Rp8,38 triliun.
Selain itu, Barcelona juga menghadapi ekspos tentang nilai kontrak Lionel Messi.
Messi disebut menerima gaji dengan nominal yang fantastis dari Barcelona.
El Mundo mengklaim dalam kontrak tersebut Messi mendapatkan gaji sebesar 555 juta euro atau setara dengan Rp 9,4 triliun untuk kontrak berdurasi empat tahun yang ditandatangi pada 2017.
Tak hanya itu, Messi juga disebut mendapatkan bonus sebesar 138 juta euro (Rp 2,35 triliun) untuk pendapatan tahunan.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Football-Espana |
Komentar