Meski begitu, mereka mengakui bahwa proses adaptasi berjalan cukup sulit karena perbedaan cuaca antara Jakarta dan Basel yang cenderung dingin.
"Kondisi cuacanya jauh berbeda dengan di Jakarta. Di sini lebih dingin jadi saya harus adaptasi lebih dulu. Tadi saat latihan tenggorokan agak sakit soalnya dingin," kata Fikri.
Hal senada diungkapkan Bagas. Cuaca yang lebih dingin membuat latihan pemanasan menjadi lebih lama.
Namun, Bagas cukup puas dengan kondisi lapangan yang menjadi saksi kesuksesan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, menjadi juara dunia pada 2019.
Baca Juga: Swiss Open 2021 - Berjuang Sendirian, Shesar Hiren Akui Bakal Kesepian
"Dari segi lapangan juga enak, tidak ada angin. Jadi lebih cepat adaptasinya. Lampu juga tidak terlalu silau," tutur pemain berusia 22 tahun itu.
Sebagai salah satu pasangan muda, Fikri/Bagas tidak mendapat target khusus pada Swiss Open 2021.
Meski begitu, Fikri/Bagas bertekad untuk menunjukkan penampilan terbaik pada turnamen level World Tour Super 300 tersebut.
Pasangan peringkat 41 dunia tersebut percaya diri dan ingin membuktikan hasil latihan mereka selama tiga minggu terakhir di Pelatnas.
Baca Juga: Sudah Terima Vaksin, Hafiz/Gloria dkk Terbang ke Swiss dengan Motivasi Tinggi
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar