Tebas menyinggung kalau PSG dan Manchester City punya kekuatan finansial hebat karena dimiliki oleh negara.
Sementara itu, klub lain hanya dimiliki oleh swasta dan ada juga yang merupakan milik para penggemar klub itu sendiri.
"Harga yang dibicarakan untuk klub tertentu sangat sulit untuk dibayar, kecuali klub yang dikelola negara, yang merekrut pemain dengan uang minyak atau gas," ujar Tebas.
"Mereka adalah satu-satunya yang dapat melakukan kesepakatan ini dan dengan cara curang."
"Ada delapan miliar lebih sedikit di pasar transfer saat ini, PSG atau Manchester City mungkin datang berkat doping finansial, tetapi itu tidak mungkin untuk tim lainnya," tutur Tebas lagi.
Ekstremnya, Tebas mengaku curiga dengan hubungan UEFA, PSG, dan Manchester City.
Menurut Tebas, ada hal yang janggal karena kedua klub tersebut tidak mendapatkan hukuman yang berat.
Bahkan, hukuman yang dijatuhkan UEFA kepada PSG dan Manchester City mampu dicabut oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga atau Court of Arbitration for Sport (CAS).
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Marca |
Komentar