BOLASPORT.COM - Presiden LaLiga, Javier Tebas, mencurigai hubungan antara Manchester City, Paris Saint-Germain, dan UEFA dengan membawa-bawa masalah uang.
Seiring berjalannya waktu, dunia sepak bola modern semakin memiliki banyak aturan.
Hal itu tidak bisa lepas dari makin populer dan megahnya bisnis di dunia sepak bola.
Alhasil, konfederasi sepak bola masing-masing benua dan negara pun membuat aturannya sendiri-sendiri, tak terkecuali Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA).
Salah satu aturan khusus yang dibuat UEFA adalah mengenai manajemen keuangan klub yang sering disebut dengan Financial Fair Play.
Baca Juga: Manchester City Lupa Rasanya Kalah, Tim Besutan Jose Mourinho Jadi Penakluk Terakhir
Dalam aturan FFP, tiap klub di Eropa tidak diperbolehkan untuk melakukan transaksi yang membuat kondisi keuangan klub dalam bahaya.
Artinya, aturan tersebut bisa mengantisipasi adanya dana tak dikenal atau utang yang tidak terhitung jumlahnya masuk ke dalam kas klub.
Akan tetapi, aturan tersebut rupanya tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari insan sepak bola.
Salah satu pihak yang tidak mendukung bahkan tidak percaya dengan aturan FFP adalah Presiden LaLiga, Javier Tebas.
Dalam sebuah wawancara dengan Marca yang dilansir BolaSport.com, Tebas secara terang-terangan menyebut dirinya tidak percaya dengan aturan FFP.
Baca Juga: Kehadiran Pochettino di PSG Mulai Bermasalah, 1 Pemain Memberontak
Tebas bahkan menyebut kalau FFP saat ini tidak ditaati dan diterapkan secara ketat oleh UEFA.
"Saya tidak terlalu percaya pada Financial Fair Play UEFA," kata Tebas.
"Saya pikir aturan mereka perlu ditaati dan diterapkan lebih ketat," ucap Tebas menambahkan.
Hal yang membuat Tebas tidak percaya dengan aturan FFP milik UEFA adalah kasus yang menimpa dua klub kaya raya di Eropa, Paris Saint-Germain dan Manchester City.
Menurut Tebas, keberadaan PSG dan Manchester City di sepak bola Eropa saat ini adalah wujud ketidakadilan.
Baca Juga: Man City Paling Dominan, Premier League Mendadak Jadi Liga Petani?
Tebas menyinggung kalau PSG dan Manchester City punya kekuatan finansial hebat karena dimiliki oleh negara.
Sementara itu, klub lain hanya dimiliki oleh swasta dan ada juga yang merupakan milik para penggemar klub itu sendiri.
"Harga yang dibicarakan untuk klub tertentu sangat sulit untuk dibayar, kecuali klub yang dikelola negara, yang merekrut pemain dengan uang minyak atau gas," ujar Tebas.
"Mereka adalah satu-satunya yang dapat melakukan kesepakatan ini dan dengan cara curang."
"Ada delapan miliar lebih sedikit di pasar transfer saat ini, PSG atau Manchester City mungkin datang berkat doping finansial, tetapi itu tidak mungkin untuk tim lainnya," tutur Tebas lagi.
Ekstremnya, Tebas mengaku curiga dengan hubungan UEFA, PSG, dan Manchester City.
Menurut Tebas, ada hal yang janggal karena kedua klub tersebut tidak mendapatkan hukuman yang berat.
Bahkan, hukuman yang dijatuhkan UEFA kepada PSG dan Manchester City mampu dicabut oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga atau Court of Arbitration for Sport (CAS).
"UEFA menghukum PSG dan Manchester City, tetapi CAS mencabutnya," ujar Tebas.
"Saya tidak tahu apakah kekhawatiran saya ada pada UEFA atau CAS."
Baca Juga: Ingin Contoh Liverpool, Pep Guardiola Beri 1 Peringatan ke Seluruh Pemain Man City
"Ada banyak keputusan yang perlu diselidiki. CAS membutuhkan penyelidikan atas apa yang terjadi di sana dengan banyak keputusan," kata Tebas menambahkan.
PSG dan Manchester City memang saat ini menjadi dua klub yang dinilai paling mampu membeli sejumlah pemain mahal.
Terlebih lagi, keduanya cukup aktif di bursa transfer musim panas 2020 pada saat klub-klub lain menderita krisis finansial.
Bahkan, Manchester City mendatangkan Ferran Torres, Nathan Ake, dan Ruben Dias senilai 136,30 juta euro atau setara dengan Rp 2,36 triliun.
Sementara itu, PSG mendatangkan Mauro Icardi, Sergio Rico, Danilo Pereira, Alessandro Florenzi, Rafinha, Alexandre Letellier, dan Moise Kean dengan biaya 61 juta euro atau sekitar Rp 1,06 triliun.
Baca Juga: Gacor, PSG Tergoda untuk Permanenkan Wonderkid Juventus yang Gagal di Everton
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Marca |
Komentar