Kondisi tersebut dipicu hengkangnya Neymar Junior dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada 2017 silam yang menghabiskan biaya mencapai 222 juta euro atau setara dengan Rp3,79 triliun.
Dengan demikian, ketika biaya transfer bisa ditekan, keuangan klub di Eropa bisa kembali stabil jika menghadapi kondisi darurat seperti masa pandemi.
Namun, rencana Agnelli itu rupanya tidak mendapatkan dukungan semua pihak.
Pasalnya, Presiden Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Aleksander Ceferin, menentang kebijakan itu.
Selain itu, Premier League juga dikabarkan menolak rencana perubahan kebijakan transfer yang diajukan oleh Agnelli itu.
Baca Juga: Viral Video Diduga Lecehkan Gadis di Hari Pemilihan, Presiden Baru Barcelona Beri Klarifikasi
Rencana kebijakan transfer yang diajukan Agnelli itu tentunya bisa berpengaruh pada potensi transfer besar yang akan terjadi musim depan.
Salah satunya adalah hengkangnya Lionel Messi dari Barcelona ke Paris Saint-Germain.
Meskipun keduanya berkemungkinan melakukan transfer dengan status agen bebas, posisi PSG dan Barcelona merupakan dua top Eropa yang sangat berpotensi kembali berlaga di Liga Champions musim depan.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada kepastian lagi mengenai kebijakan transfer yang diajukan oleh Agnelli.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Goal International |
Komentar