Kala itu, BWF dan panitia langsung melakukan pengujian ulang yang berakibat penundaan jadwal babak pertama All England.
Humas PBSI, Fellya Hartono, menjelaskan perbedaan antara kasus yang menimpa tim Indonesia dengan tiga negara lain yang akhirnya mendapat lampu hijau untuk bertanding.
"Kalau yang tujuh orang kemarin (Denmark, Thailand, dan India), hasil swab mereka positif itu saat dites di hotel dan dilakukan oleh panitia BWF dan All England," tuturnya.
"Sementara kami dipaksa mundur karena mendapat email dari Pemerintah Inggris yang mengatakan bahwa kami satu pesawat dengan orang yang positif covid 19."
Adapun, Hariyanto menyebut bahwa kurangnya respons dari BWF menunjukkan perlakuan diskriminatif terhadap tim Indonesia.
"Kasus 7 atlet dari negara lain dan Neslihat Yigit mengindikasikan ada perlakuan diskriminatif," ujar peraih gelar juara All England dua kali tersebut.
"Atlet kita sudah dinyatakan negatif usai tes di hotel. Lalu, kenapa mereka dilarang berlaga? Sekali lagi, ada keadilan yang dilanggar di sini."
"Ini sangat tidak sesuai dengan semangat sportivitas yang dijunjung tinggi dunia olahraga," ucap pria yang terkenal dengan julukan smes 100 watt tersebut.
Baca Juga: Misteri Penumpang Pesawat yang Sebabkan Indonesia Dipaksa Mundur dari All England Open 2021
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar