Karena itulah, ia meminta para pemainnya untuk mengembangkan kembali semangat tersebut.
“Sepak bola saat ini tidak mudah. Olahraga ini diwarnai keegoisan dan kepentingan pribadi, begitu juga dengan intervensi agen dan koneksi antara agen pemain dan pers,” kata Mourinho, dikutip BolaSport.com dari London Evening Standard.
“Ketimbang berempati, perasaan yang lebih dominan adalah pola pikir bahwa seorang pemain hanya bisa menang kalau bermain 90 menit.”
Baca Juga: Hasil Liga Inggris - Tak Diperkuat Son Heung-min, Tottenham Atasi Perlawanan Aston Villa
“Ini sesuatu yang harus Anda perbaiki dalam sebuah tim. Anda perlu waktu menumbuhkan sikap demikian, karena masyarakat dan profil psikologis pemain muda tidak mudah,” ucapnya lagi.
“Saya ingin merasa bangga kepada para pemain terlepas dari hasilnya. Selama karier saya, saya selalu bangga dengan tim saya setelah kalah.”
“Hasil yang diraih Spurs dua kali berturut-turut tidak membuat saya bangga,” ucap dia lagi.
Baca Juga: Mourinho Bukan Pelatih yang Buruk Tapi Strateginya Sudah Kuno
Karena itulah, Mourinho berharap bisa memperbaiki pola pikir Harry Kane dkk untuk sisa musim.
“Ketimbang memikirkan Tottenham akan menyelesaikan kompetisi di posisi berapa atau akan memenangi Piala Carabao, saya akan menyeimbangkan semangat yang dibutuhkan,” tuturnya lagi.
“Namun, saya tidak bisa sendirian. Saya harus melakukannya bersama semua orang di klub dan para pemain.”
“Hanya saja saya bahagia dengan penampilan para pemain melawan Aston Villa,” kata Mourinho melanjutkan.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | London Evening Standard |
Komentar