Dikutip BolaSport.com dari laman Sports-G Korea, pada awalnya manajemen Ansan Greeners tidak menyediakan penerjemah Bahasa Indonesia.
Penerjemah Bahasa Indonesia sebelumnya berstatus pekerja paruh waktu yang dipanggil oleh klub sewatu-waktu.
Selain itu, sang penerjemah Bahasa Indonesia tersebut tidak bisa datang ke pertandingan karena trauma COVID-19 yang ada di area Ansan.
Oleh karena itu, mereka memanggil penerjemah Bahasa Inggris.
Akan tetapi, Asnawi sendiri tidak begitu pandai berbicara Bahasa Inggris sehingga penerjemah yang menemani Asnawi tidak begitu berguna.
Pihak klub lalu memutar otak, menyediakan smartphone untuk mengubungi penerjemah Bahasa Indonesia dari jauh.
Pada awalnya konferensi pers cukup lancar, tetapi tiba-tiba ada suara anak kecil yang terdengar dari smartphone sang penerjemah.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | sports-g.com |
Komentar