"Inilah saya, saya bisa sangat tenang ketika semuanya berjalan baik tetapi juga bisa sangat marah ketika ada sesuatu yang salah," tuturnya.
Beruntung, amarah Mir berubah menjadi senyuman. Perbaikan yang dilakukan menjelang balapan membuatnya tersenyum dengan lebar.
Ketika balapan tersisa enam lap, Mir dan rekan setimnya, Alex Rins, sudah terlibat dalam persaingan untuk perebutan posisi tiga besar.
Sementara Rins tertahan, Mir terus memperbaiki posisinya hingga menyalip Zarco untuk posisi kedua pada lap terakhir.
Baca Juga: Pesta Kemenangan Yamaha pada MotoGP Qatar Ternodai Sindiran Pembalap Mereka Sendiri
Comeback setelah mendapat hasil kualifikasi buruk sebenarnya bukan pertama kali bagi Mir. Malahan, ini sudah menjadi ciri khas bagi Mir dan Suzuki.
Cara demikian memang tidak selamanya menjanjikan hasil kemenangan.
Meski begitu, konsistensi dalam merebut hasil podium sudah terbukti berhasil membawa Mir menjadi juara MotoGP pada musim lalu dengan hanya satu kemenangan.
Jika pembalap dan tim lain masih berkutat dengan inkonsistensi, bukan tidak mungkin pembalap berusia 23 tahun itu bakal menjadi kampiun di kelas para raja untuk kedua kalinya.
Hanya konsistensi 12 kemenangan dan 6 podium kedua ala Marc Marquez pada musim 2019 yang bisa menghentikan Mir.
Baca Juga: Manajer Tepis Rumor Andrea Dovizioso Gabung Tim Aprilia pada MotoGP 2021
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar