BOLASPORT.COM - Ada 3 hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi klub-klub top Eropa jika hendak merekrut Harry Kane.
Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, telah membuktikan jika dirinya adalah salah satu penyerang terbaik di Liga Inggris.
Tinta emas telah ditorehkan Harry Kane berkat sumbangsih golnya di Liga Inggris.
Kane termasuk dalam jajaran sepuluh pemain pengoleksi gol terbanyak dalam sejarah Liga Inggris dengan gelontoran 160 gol.
Baca Juga: Frenkie de Jong, Jenderal Lapangan dan Metronom Andalan Barcelona
Memasuki pengujung musim 2020-2021, masa depan Kane ramai diperbincangkan media.
Penampilan apik penyerang timnas Inggris itu tidak sebanding dengan pretasi yang diraih Tottenham Hotspur.
Sampai saat ini belum ada trofi mayor yang dihasilkan oleh Spurs.
Tak heran jika media-media mengompori agar Kane angkat kaki dari Tottenham.
Baca Juga: Eden Hazard Sudah Berlatih Lagi, Begini Kansnya Main Melawan Liverpool
Sejumlah klub-klub top Eropa seperti Manchester United dan Real Madrid disebut-sebut sebagai destinasi potensial bagi penyerang berusia 27 tahun.
Namun, klub-klub peminat Kane sepertinya perlu berpikir ulang jika hendak merekrut sang bomber.
Pertimbangan pertama adalah nominal harganya.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, Tottenham melaui pemiliknya, Daniel Levy, telah menetapkan harga bagi Kane yakni sebesar 180 juta euro (sekitar Rp 3,07 triliun).
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Lebih Hebat dari Lionel Messi? Itu Cuma Mitos!
Angka yang sangat besar bagi pemain sekelas Kane.
Nominal tersebut mengalahkan para pemain Spurs sebelumnya yang memiliki daya tarik tinggi mulai dari Dimitar Berbatov hingga Gareth Bale.
Harga tersebut juga diyakini menyaingi pembelian termahal dunia seperti yang pernah terjadi pada transfer Neymar dan Kylian Mbappe.
Akan tetapi, label harga tersebut dinilai tak masuk akal mengingat saat ini krisis keuangan melanda sebagian besar klub top Eropa akibat pandemi COVID-19.
Baca Juga: Kena COVID-19, Marco Verratti Dipastikan Absen Kala PSG Bentrok dengan Bayern Muenchen
Jika klub-klub elite Eropa memaksakan diri untuk menebus Kane, maka sanksi Financial Fair Play (FFP) telah menanti.
Di sisi lain, Kane yang merupakan pemain asli asal Inggris dinilai tidaklah menjual secara global.
Mengingat pemain-pemain dari Inggris tidak banyak yang sukses dan berhasil kala bermain di luar Liga Inggris.
Pertimbangan kedua adalah masalah cedera dan kebugarannya.
Baca Juga: Jamie Redknapp Sarankan Liverpool Gaet 3 Pemain di Posisi Vital
Berkaca dari kasus Eden Hazard yang pindah dari Chelsea menuju Real Madrid, dirinya justru lebih banyak berkutat dengan cedera ketimbang turun di lapangan.
Ada semacam pemikiran bahwa gaya bermain mengandalkan fisik di Liga Inggris memengaruhi pemain kala pindah ke kompetisi lain.
Tak hanya Eden Hazard, Gareth Bale juga berjuang menghadapi cedera kambuhannya setelah bertahun-tahun bermain di Premier League.
Rekor cedera Kane telah terukir sejak musim 2016-2017, absen dalam waktu yang sangat lama karena cedera ligamen.
Baca Juga: Ternyata Ini Tujuan Mino Raiola dan Haaland Senior Keliling Eropa
Dan sebanyak lima kali Kane harus mengalami masalah pada pergelangan kaki sejak 2016.
Dari catatan tersebut dapat diasumsikan bahwa harga seorang pemain di atas 100 euro untuk seorang Kane hanya bisa maksimal kala usianya menginjak 30 tahun.
Pertimbangan ketiga adalah Kane tidak memiliki karakteristik khas.
Coba dibandingkan dengan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Baca Juga: Masa Depan Kane Tak Jelas, Mourinho: Saya Tidak Bisa Ikut Campur
Baik Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo telah sama-sama menginjak usia di atas 32 tahun.
Namun, keduanya selalu mengundang decak kagum para penikmat si kulit bundar.
Hal yang sama juga berlaku pada Erling Haaland dan Kylian Mbappe, dua penyerang yang sedang hits saat ini.
Baik Erling Haaland dan Kylian Mbappe memiliki ciri khas dalam gaya bermain mereka meski usia mereka masih 20-an.
Baca Juga: Hal Baru yang Didapat Fabinho setelah Kerap Dijadikan Bek di Liverpool
Namun, kekhasan tidaklah dimiliki Kane. Dia tidak cepat, eksplosif atau sangat mahir secara teknis.
Pemain bernomor 9 itu lebih banyak menghabiskan dirinya di dalam area kotak penalti sebagai target-man.
Kane tidak akan menerobos lawan, dia tidak akan menghasilkan keterampilan yang mengejutkan dan dia membutuhkan orang lain untuk membuat peluang baginya.
Jadi, klub-klub harus jeli dalam mengontrak Kane.
Klub-klub top Eropa harus memiliki pemain bagus di sekitarnya untuk mengakomodasi Kane ketimbang sang pemain yang membuat tim menjadi lebih baik dengan sendirinya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Transfermarkt.com, Marca |
Komentar