BOLASPORT.COM - Bayern Muenchen menjadi korban kutukan berikutnya bagi juara bertahan Liga Champions.
Langkah Bayern Muenchen mempertahankan gelar Liga Champions terhenti di perempat final.
Bayern disetop rival yang mereka kalahkan di final musim lalu, Paris Saint-Germain, dengan aturan gol tandang.
Selasa (13/4/2021), kemenangan 1-0 Bayern di markas PSG tak cukup menebus utang kekalahan di leg pertama.
Di Munich, pasukan Hansi Flick dipukul Kylian Mbappe cs dengan skor 2-3.
Walhasil, musnahlah peluang Bayern Muenchen menjadi tim kedua yang berhasil mempertahankan gelar sejak format Liga Champions diberlakukan pada 1992-1993.
Baca Juga: Bayern Muenchen Rontok, Real Madrid Sah Jadi Satu-satunya Penghapus Kutukan Juara Liga Champions
Sejauh ini, satu-satunya klub yang berhasil mematahkan kutukan juara bertahan ialah Real Madrid.
Los Blancos sukses memenangi gelar 3 musim beruntun antara periode 2015-2016 hingga 2017-2018.
Trofi yang diraih usai menekuk Juventus 4-1 di Cardiff pada 2017 membuat Madrid menghapus kutukan yang berlangsung nyaris seperempat abad.
Raihan tersebut menjadikan Los Blancos juara bertahan tersukses di era Liga Champions.
Menurut data UEFA yang dikutip BolaSport.com, ada 6 kali kejadian juara bertahan Liga Champions sanggup menembus final.
Mereka adalah AC Milan (musim 1994-1995), Ajax Amsterdam (1995-1996), Juventus (1996-1997), Manchester United (2008-2009), dan Real Madrid (2016-2017, 2017-2018).
Namun, hanya Madrid yang sukses menjadi juara, sedangkan sisanya runner-up.
Tujuh kali di antaranya rontok di babak 16 besar, termasuk menghitung Barcelona pada musim inaugurasi 1992-1993.
Enam kali juara bertahan tumbang pada perempat final, termasuk Bayern Muenchen di musim ini.
Adapun kejadian gugurnya pemilik titel di semifinal muncul sebanyak 8 kali.
Dari semua kiprah mantan kampiun Liga Champions, Chelsea merupakan juara bertahan dengan pencapaian terendah.
Baca Juga: Hasil Liga Champions - Kecolongan Gol Salto Cantik di Menit Akhir, Chelsea Tetap Lolos ke Semifinal
Memenangi edisi 2011-2012, The Blues rontok di fase grup karena kalah bersaing dari Juventus dan Shakhtar Donetsk pada musim berikutnya.
Bagus untuk Chelsea, mereka mengompensasi kegagalan itu dengan menjuarai Liga Europa 2013 setelah menekuk Benfica di final.
Di luar itu, situasi berbeda terjadi tatkala kompetisi antarklub terelite di Eropa ini masih bernama Piala Champions atau antara 1955-1956 hingga 1991-1992.
Tak ada yang namanya kutukan juara bertahan di masa lalu.
Baru mulai saja, Real Madrid sukses memenangi lima edisi berturut-turut.
Total ada tujuh tim juga berhasil mempertahankan gelar, yakni Benfica, Inter Milan, Ajax, Bayern, Liverpool, Nottingham Forest, dan AC Milan.
Kiprah juara bertahan di Liga Champions
1992-93: Barcelona (ronde kedua/16 besar)
1993-94: (Marseille dilarang tampil karena sanksi pengaturan skor)
1994-95: AC Milan (runner-up)
1995-96: Ajax (runner-up)
1996-97: Juventus (runner-up)
1997-98: Dortmund (semifinal)
1998-99: Real Madrid (perempat final)
1999-00: Man United (semifinal)
2000-01: Real Madrid (semifinal)
2001-02: Bayern (perempat final)
2002-03: Real Madrid (semifinal)
2003-04: AC Milan (perempat final)
2004-05: Porto (16 besar)
2005-06: Liverpool (16 besar)
2006-07: Barcelona (16 besar)
2007-08: AC Milan (16 besar)
2008-09: Man United (runner-up)
2009-10: Barcelona (semifinal)
2010-11: Inter Milan (perempat final)
2011-12: Barcelona (semifinal)
2012-13: Chelsea (fase grup)
2013-14: Bayern (semifinal)
2014-15: Real Madrid (semifinal)
2015-16: Barcelona (perempat final)
2016-17: Real Madrid (juara)
2017-18: Real Madrid (juara)
2018-19: Real Madrid (16 besar)
2019-20: Liverpool (16 besar)
2020-21: Bayern (perempat final)
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | UEFA.com |
Komentar