BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, harus berbenah jika ingin mewujudkan mimpi menjadi juara MotoGP.
Maverick Vinales menjadi salah satu pembalap yang dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi juara dunia MotoGP.
Pembalap berjuluk Top Gun tersebut sudah membuktikan bahwa dia bisa tampil kuat ketika berada dalam performa terbaiknya.
Akan tetapi, Maverick Vinales tidak pernah mampu memaksimalkan potensinya untuk merebut gelar juara di kelas premier.
Baca Juga: Pembelaan Bos Yamaha soal Maverick Vinales yang Dianggap Sudah Mentok di MotoGP
Sejak memutuskan bergabung dengan Yamaha untuk menjadi juara pada 2017, Maverick Vinales justru lebih sering terlihat keteteran.
Tiga kemenangan dalam semusim menjadi pencapaian terbaik Maverick Vinales selama memperkuat pabrikan garpu tala, itu pun pada musim pertamanya.
Apakah tiga kemenangan tidak cukup untuk menjadi juara? Bisa saja, asalkan sang pembalap memiliki konsistensi tinggi ala juara musim lalu, Joan Mir.
Sayangnya, Maverick Vinales justru memiliki reputasi konsisten untuk tidak konsisten dalam satu musim kejuaraan.
Baca Juga: Gosip MotoGP, Valentino Rossi Reuni dengan Aprilia Musim Depan
Demikian juga pada musim ini.
Performa Maverick Vinales terlihat menakjubkan ketika memenangi balapan pembuka MotoGP Qatar pada akhir Maret lalu.
Meski sempat terperosok ke baris tengah, Maverick Vinales pelan tapi pasti memperbaiki posisinya hingga menciptakan keunggulan dari posisi terdepan.
Sayangnya, pencapaian Maverick Vinales malah menurun pada dua balapan berikutnya.
Baca Juga: Franco Morbidelli Minta VR46 Carikan Motor Pabrikan pada MotoGP 2022, Mau Keluar dari Petronas?
Ironisnya, penurunan performa Maverick Vinales terjadi ketika rekan setimnya, Fabio Quartararo, memelesat untuk memenangi dua balapan berikutnya.
Performa Maverick Vinales sebenarnya tidak buruk-buruk amat, hanya saja mungkin kurang beruntung.
Pada seri balap MotoGP Portugal Maverick Vinales gigit jari setelah kans merebut pole position kandas akibat tiga waktu lap terbaiknya dianulir.
Tanpa catatan waktu kompetitif, pemenang gelar Moto3 2018 tersebut pun harus rela memulai balapan dari posisi ke-12.
Baca Juga: Yamaha Tak Pernah Sebaik Ini di MotoGP Sejak Era Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo
Malang bagi Maverick Vinales, penyakit lamanya untuk melempem pada awal lomba muncul pada momen yang tidak tepat.
Maverick Vinales melorot ke posisi 20 dan cuma bisa finis di posisi 11 karena baru menemukan kembali ritmenya pada paruh kedua balapan.
Kesulitan yang sedang dialami Maverick Vinales mendapat komentar dari pendahulunya di Yamaha, Jorge Lorenzo.
Jorge Lorenzo percaya Maverick Vinales masih memiliki kesempatan untuk bangkit. Namun, ada dua kekurangan yang harus diatasinya terlebih dahulu.
Baca Juga: Maverick Vinales: Jadi Korban Hoaks, Di-bully Netizen, Kini Tutup Akun Twitter
"Vinales masih sangat muda, dia akan keluar dari masalah ini dan memenangi balapan lagi," kata Jorge Lorenzo dalam video analisis di kanal Youtubenya.
"Apa yang terjadi adalah dia memiliki dua kekurangan yang membatasinya yaitu start, dia harus sangat serius memperbaikinya, dan emosinya yang tidak stabil."
Soal start, Maverick Vinales sudah menunjukkan keseriusan untuk mengatasinya dengan berkali-kali melatihnya pada tes pramusim.
Sementara mengenai kekurangan Maverick Vinales dalam mengendalikan emosi, hal ini sudah menjadi perhatian Yamaha sejak lama.
Baca Juga: Fabio Quartararo Bakal Temui Psikolog usai Emosinya Diobok-obok pada MotoGP 2020
Yamaha pun sudah berusaha menciptakan atmosfer garasi yang positif bagi Maverick Vinales dengan menyanggupi beberapa permintaannya.
Meski begitu, Maverick Vinales tentu saja tidak bisa selamanya mengandalkan bantuan dari Yamaha.
Maverick Vinales bisa belajar dari rekan setimnya, Fabio Quartararo, yang juga memiliki kesulitan dalam mengendalikan amarah.
Fabio Quartararo melakukan konsultasi rutin dengan psikiater pada akhir tahun lalu demi melatih suasana hatinya agar tetap tenang ketika ada masalah.
Seperti yang ditegaskan Jorge Lorenzo dalam komentarnya, mengendalikan emosi adalah salah satu kunci karena perjuangan tak selalu lancar-lancar saja.
"Dia [Vinales] harus lebih stabil karena dia akan selalu memiliki masalah," kata Jorge Lorenzo memungkasi.
Baca Juga: Namanya Ikut Terseret, Morbidelli Prihatin Vinales Di-bully Netizen Sampai Hapus Akun Twitter
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar