BOLASPORT.COM - Legenda tunggal putra asal Indonesia, Taufik Hidayat, dan Lee Chong Wei (Malaysia) pernah menjadi rival bulu tangkis yang hebat. Tetapi, sekarang mereka berteman baik.
Faktanya, Taufik Hidayat, Lee Chong Wei beserta Lin Dan (China) dan Peter Gade Christensen (Denmark) telah bergabung untuk meminjamkan kekuatan bintang mereka dalam upaya untuk mempopulerkan bulu tangkis di seluruh dunia sejak 2015.
Dikenal sebagai 'Empat Raja' bulu tangkis pada 2000-an, kuartet, yang telah pensiun dari bulu tangkis pada waktu yang berbeda selama delapan tahun terakhir, saat ini memainkan peran sebagai duta besar Yonex's Legends Vision.
Baca Juga: Tyson Fury Hebat, tetapi Anthony Joshua Punya Banyak Jurus Habisinya
Dalam sebuah wawancara dengan saluran Olimpiade baru-baru ini, Taufik berbicara tentang pasang surut hubungannya dengan Lee Chong Wei.
"Sebagai idola olahraga ini (bulu tangkis), Chong Wei dan saya, bersama yang lain menyebarkan bulu tangkis ke khalayak yang lebih luas," kata Taufik dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Kami mengajari anak-anak cara bermain bulu tangkis. Jadi, kami datang bersama, kami bekerja sama. Acara-acara tersebut membuat hubungan saya dengan Chong Wei semakin kuat," aku Taufik.
Namun, Taufik mengakui bahwa di antara semua itu Lee yang paling sering ia lawan selama 11 tahun persaingan mereka. Kapan pun mereka bentrok, suporter dari kedua negara akan memadati stadion dan menimbulkan suasana yang menggemparkan.
Keduanya berduel sebanyak 23 kali dan Taufik menang delapan kali diantaranya.
Taufik mendominasi lima dari enam pertemuan awal dengan Lee sejak 2001. Satu kekalahan itu terjadi ketika Lee melewatinya dengan kemenangan 15-5,15-0 pada perempat final Malaysia Open 2005.
Lee membalikkan keadaan untuk menguntungkannya mulai 2007 dan seterusnya dengan merebut 14 kali kemenangan dalam 17 pertandingan berikutnya, termasuk final Malaysia Open 2011.
Baca Juga: Makin Tak Terkendali, BAM Kembali Konfirmasi Atletnya Positif Covid-19
Lee bahkan mengalahkan Taufik di rumahnya sendiri pada final Indonesia Open 2009 dan 2010.
Hal yang Taufik masih tidak bisa mengerti adalah ketidakberuntungan Lee dalam hal memenangkan gelar utama.
Sementara itu, Taufik sepanjang kariernya meraih sederet gelar prestisius yakni satu medali emas Olimpiade (Athena 2004), satu gelar juara dunia (Anaheim 2005), dua medali emas Asian Games (Busan 2002 dan Doha 2006).
Taufik juga memetik dua gelar Piala Thomas (Kuala Lumpur 2000 dan Guangzhou 200 ), sementara Lee hanya melakukan kesalahan kecil dalam penampilannya pada turnamen besar.
Taufik yang saat ini berusia 39 tahun ini mengatakan bahwa Lee Chong Wei yang satu tahun lebih muda darinya seharusnya mendapatkan medali emas pada Olimpiade Rio 2016.
Namun, Lee yang menjadi unggulan teratas pada Olimpiade Rio 2016, kalah 18-21,18-21 dari Chen Long (China).
Lee menerima medali perak ketiganya secara beruntun setelah dua usaha sebelumnya untuk meraih medali emas digagalkan oleh musuh bebuyutannya, Lin Dan, pada final Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Beijing 2008.
Taufik menceritakan bagaimana Lee mengatasi rintangan terberatnya dengan mengalahkan Lin Dan 15-21,21-11,22-20 dalam pertandingan semifinal yang epik di Rio.
“Saya pikir peluang terbesarnya ada di Rio setelah dia mengalahkan Lin Dan. Semua orang percaya bahwa emas Olimpiade adalah miliknya untuk direbut. Tetapi, dia hanya kurang beruntung," ujar Taufik.
"Dia tidak memenangkan banyak gelar, tetapi saya masih melihat (Chong Wei) sebagai pemain yang hebat dan berpengetahuan luas. Dia salah satu legenda dari Malaysia untuk bulu tangkis."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar