BOLASPORT.COM - Gelandang Chelsea, Kai Havertz, mengungkapkan alasannya tak mampu menampilkan performa apik pada awal musim 2020-2021.
Kai Havertz didatangkan Chelsea dari Bayern Leverkusen pada 4 September 2020 dan dikontrak hingga 2025.
Akan tetapi, perfoma Kai Havertz di musim 2020-2021 tak sesuai dengan ekspektasi fans Chelsea.
Pemain asal Jerman itu tak mampu menampilkan performa terbaiknya di musim ini.
Adapun Havertz tampil gacor bersama Bayern Leverkusen pada musim 2019-2020 dengan menorehkan 18 gol dan 9 assist dalam 45 pertandingan di semua kompetisi.
Sementara di Liga Inggris musim ini, Havertz baru mencetak 4 gol dan 5 assist dalam 26 pertandingan.
Meski begitu, Havertz mampu membawa Chelsea lolos ke babak final Piala FA dan Liga Champions musim ini.
Pemain berusia 21 tahun itu akhirnya buka suara terkait performa melempemnya pada musim ini.
Baca Juga: Liverpool Gebuk Manchester United, Juergen Klopp Patahkan Kutukan di Old Trafford
Menurut Havertz, penurunan performanya disebabkan oleh COVID-19 yang menginfeksinya pada November 2020.
Akibatnya, Havertz harus absen dalam dua pertandingan Liga Inggris dan satu laga di fase grup Liga Champions.
Selain itu, Havertz juga mengakui bahwa COVID-19 memengaruhi kebugarannya.
"Sangat sulit bagi saya dan butuh tiga atau empat minggu untuh sembuh dari COVID. Setelah itu saya merasa tidak bugar 100 persen," kata Havertz seperti dilansir BolaSport.com dari Mirror.
Our #UCL final against Manchester City will now take place in Portugal. ????
— Chelsea FC (@ChelseaFC) May 13, 2021
"Untuk pulih 100 persen, saya pikir saya butuh waktu dua bulan, jadi situasi itu sangat sulit."
"Itu adalah penyakit yang parah. Saya tidak bisa mencium apa pun."
Baca Juga: Sudah Bisa Jadi Legenda, Ketajaman Bruno Fernandes Masuk Kategori Elite
"Saya tidak bisa merasakan apa-apa dan hanya berbaring sepanjang hari d tempat tidur serta mengalami sakit punggung."
"Itu adalah masa lalu dan mudah-mudahan saya tidak akan terinfeksi COVID lagi," tutur Havertz melanjutkan.
Havertz juga mengatakan bahwa tahun pertamanya di Inggris sangat sulit.
"Rasanya aneh ketika Anda datang ke negara baru dan Anda harus dikarantina akibat dari pandemi ini," ucap Havertz.
"Itu tidak mudah bagi saya, tetapi saya pikir banyak hal akan segera berubah dan saya menantikannya," ujar Havertz menambahkan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Mirror |
Komentar