BOLASPORT.COM - Kegagalan pelatih Manchester City, Pep Guardiola, memenangkan Liga Champions dikaitkan dengan kutukan dukun-dukun Afrika.
Pep Guardiola gagal mengantarkan Manchester City menjuarai Liga Champions 2020-2021 usai ditekuk Chelsea dalam laga final, Sabtu (29/5/2021) waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.
Berduel di Estadio do Dragao, Portugal, Pep Guardiola terpaksa menyaksikan Manchester City dipermalukan Chelsea dengan skor tipis 0-1.
Manchester City kebobolan lewat aksi Kai Havertz saat laga berjalan selama 42 menit.
Berawal dari umpan terobosan Mason Mount, Kai Havertz mampu memenangi duel satu lawan satu dengan kiper Manchester City, Ederson Moraes.
Baca Juga: Hasil Final Liga Champions - Chelsea Juara, Sergio Aguero Gagal Penuhi Sumpah 7 Tahun Lalu
Kai Havertz dengan tenang melesakkan tembakan kaki kiri ke gawang Manchester City yang sudah kosong.
Akibat kekalahan tersebut, Manchester City mesti mengubur impian mereka untuk memenangi trofi Liga Champions perdana dalam sejarah klub.
Kegagalan Pep Guardiola untuk membawa Manchester City menjuarai kompetisi elite antarklub Eropa itu dikaitkan dengan sihir dari dukun Afrika.
Semenjak menangani Manchester City pada 2016, Guardiola baru kali pertama mengantarkan tim tersebut menembus final.
Sejak pelatih asal Spanyol itu datang, The Citizens selalu kesulitan melewati perempat final Liga Champions.
Pada 2016-2017 atau musim perdana Guardiola, langkah Man City cuma sampai babak 16 besar.
Lalu tiga musim berikutnya secara beruntun, perjalanan Man City selalu terhenti pada babak delapan besar.
Hal itu sempat memunculkan anggapan bahwa mereka mendapatkan kutukan perempat final Liga Champions.
Namun, Guardiola kemudian sukses menghapus kutukan itu pada musim ini dengan membawa Man City tak hanya melewati perempat final, tapi juga sampai ke partai puncak.
Duel melawan Chelsea di final merupakan langkah terjauh Man City pada ajang Liga Champions.
Kendati demikian, Guardiola tampaknya tak bisa menghilangkan kutukan bahwa dirinya tak bisa memenangkan Liga Champions.
Baca Juga: Final Liga Champions - Tuchel Ikuti 2 Pelatih Jerman Tebus Dosa dalam Semusim
Kutukan itu diterima mantan juru taktik Barcelona tersebut karena perlakuan buruk terhadap eks pemain Manchester City, Yaya Toure.
Guardiola dikabarkan memang memiliki hubungan yang kurang baik dengan Yaya Toure.
Perselisihan dengan Guardiola membuat Toure memutuskan untuk meninggalkan Barcelona pada 2010 dan bergabung dengan Manchester City.
Akan tetapi, keduanya bertemu kembali ketika Guardiola datang ke Man City pada 2016.
Sejak hadirnya Guardiola, gelandang asal Pantai Gading itu mendapatkan sedikit menit bermain.
Menurut statistik Transfermarkt yang dikutip BolaSport.com, Toure hanya bermain sebanyak 48 pertandingan di semua kompetisi dalam dua musim di bawah asuhan Guardiola.
Padahal pada dua musim sebelumnya saat berada dalam bimbingan Manuel Pellegrini, Toure tampil dalam 85 laga di semua ajang.
Hal itu membuat agen Toure, Dmitri Seluk, mengatakan bahwa Guardiola tak hanya membuat kliennya kecewa tapi juga seluruh orang Afrika.
Pada pernyataannya yang dibuat tahun 2018 itu, Seluk mengungkapkan dukun-dukun Afrika memberikan kutukan Liga Champions pada Guardiola karena perlakuan buruknya pada Toure.
Baca Juga: Kalah 3 Kali dalam 6 Minggu, Pep Guardiola Mati Kutu Lawan Thomas Tuchel
"Dia (Guardiola) mengubah semua orang Afrika melawan dirinya. Banyak penggemar Afrika berpaling dari Manchester City," kata Seluk, dikutip BolaSport.com dari Tribuna.
"Saya yakin bahwa banyak dukun Afrika di masa depan tidak akan membiarkan Guardiola memenangkan Liga Champions."
"Ini akan menjadi kutukan bagi Guardiola dari Afrika. Hidup akan menunjukkan apakah saya benar atau tidak."
"Fakta bahwa Guardiola mengakhiri karier Yaya di Manchester City bukanlah sebuah kesalahan, tapi sebuah kejahatan."
"Akan tetapi, bumerang akan kembali, Pep. Anda masih akan melihat seperti apa dukun Afrika itu. Ingat ini selalu," ujarnya mengakhiri.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | tribuna.com, Transfermarkt |
Komentar