"Tapi Chelsea mengalahkan mereka dua kali, sebelum pertandingan ini."
Baca Juga: Berita Euro 2020 - Kenangan Buruk Piala Eropa 1996 Bukan Halangan bagi Timnas Inggris
"Saya rasa hal itu ada di pikirannya dan membuatnya melakukan kesalahan yang sama seperti Manchester United pada Rabu kemarin, di mana Anda menempatkan semua pemain menyerang Anda di lapangan, dan jika itu tidak berhasil, maka sulit utuk mengubahnya."
"Mengapa dia tidak memilih tim tanpa Fernandinho atau Rodri, yang belum pernah dia lakukan sepanjang musim, di final Liga Champions, benar-benar sulit dipercaya."
"Saya harus mengatakannya. Dia telah terlalu memikirkannya. Pilih tim terbaik Anda. Anda lebih baik dari Chelsea dan memercayai pemain Anda," ucap sosok yang membantu Liverpool memenangkan Liga Champions 2004-2005 itu menambahkan.
Apabila melihat susunan pemain Manchester City untuk pertandingan final itu, memang tampak Guardiola tidak memainkan satu pun gelandang bertahan, dan untuk mengisi pos tersebut dia memasang Ilkay Guendogan.
Baca Juga: Calon Lawan Timnas Indoneisa, Vietnam Dapat Kabar Buruk
Peran itu membuat Ilkay Guendogan, yang pada musim 2020-2021 lebih sering bermain ke depan bahkan berhasil menjadi top scorer klub dengan 17 gol dari 45 penampilan berbagai ajang, tidak tampil maksimal.
Dia harus beroperasi sebagai poros di belakang gelandang yang diberi peran lebih menyerang, Phil Foden dan Bernardo Silva.
Kendati strateginya, khususnya untuk pemilihan gelandang, menuai banyak kritik, Guardiola bersikeras bahwa keputusannya itu sudah tepat meski tidak membawa hasil yang diharapkan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Evening Standard, HITC |
Komentar