BOLASPORT.COM - Timnas bulu tangkis Jepang memiliki kekuatan penuh di setiap sektor pada Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung di Jepang, 23 Juli-8 Agustus.
Mereka mendapat tekanan tinggi setelah lima sektor tampil konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dapatkah Jepang mengikuti jejak China di rumah sendiri pada Olimpiade Beijing 2008, di mana tuan rumah memenangkan tiga medali emas dan punya wakil empat pada final?
China melanjutkan kesuksesan pada Olimpiade London 2012 dengan menyapu bersih lima keping medali emas bulu tangkis pada lima sektor.
Namun, jika Jepang ingin menyamai prestasi langka China tahun 2012, harapan mereka akan disematkan pada para pemain ini.
Kento Momota
Juara dunia dua kali itu dianggap sebagai harapan meraih medali emas. Kemampuannya untuk bermain bulu tangkis tanpa kesalahan dalam waktu yang lama, ketepatan serta keahliannya, telah membuatnya meraih gelar-gelar pada turnamen penting.
Namun, Momota telah lama absen dari kompetisi menyusul kecelakaan lalu lintas serius pada Januari 2020 setelah dia memenangi Malaysia Masters.
Baca Juga: Rahasia Rossi Finis 10 Besar pada MotoGP Italia 2021 karena Ada Sesuatu pada Baju Balapnya
Setelah itu, comeback-nya tertunda setelah terkena COVID-19 pada Januari 2021. Dia akhirnya kembali ke kompetisi pada All England, Maret 2021.
Namun perjalanannya terhenti pada perempat final setelah dikalahkan Lee Zii Jia (Malaysia). Wakil tunggal putra Jepang lainnya yang akan tampil pada Olimpiade adalah Kanta Tsuneyama (peringkat ke-12 dunia, pemenang Gwangju Korea Masters pada 2019.
Nozomi Okuhara, Akane Yamaguchi
Okuhara dan Yamaguchi adalah pesaing kuat untuk medali emas bersama Tai Tzu Ying (Taiwan), Chen Yu Fei (China), dan Pusarla Venkata Sindhu (India).
Okuhara dan Yamaguchi memiliki rekor yang luar biasa, dengan Okuhara sedikit lebih unggul karena medali emas Kejuaraan Dunia dan medali perunggu Olimpiade Rio.
Okuhara meraih titel All England keduanya pada Maret 2021 dan Denmark Open pada Oktober 2020.
Gelar terakhir yang diraih Yamaguchi adalah Thailand Masters pada Januari 2020, tetapi pada All England 2021, dia tersingkir pada perempat final dari Sindhu.
Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe
Endo/Watanabe yang saat ini menduduki peringkat keempat dunia akan ke Olimpiade setelah berada di tiga final berturut-turut.
Endo/Watanabe adalah runner-up pada BWF World Tour Finals 2019 dan juara All England 2020 dan 2021.
Performa mereka telah meningkat secara dramatis selama beberapa musim terakhir. Hal ini dibuktikan dengan mengalahkan ganda putra nomor satu dunia asal Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dalam empat pertemuan terakhir mereka.
Sebelumnya, penampilan mereka pada 2019 tidak konsisten. Kombinasi pertahanan yang solid dan dibantu oleh pengalaman Endo dan kemampuan membuat tembakan yang unik dari Watanabe menjadi keunggulan mereka.
Selain Endo/Watanabe, ganda putra andalan Jepang lainya yaitu Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, yang gelar terakhirnya adalah Singapore Open pada April 2019.
Sebagai pasangan yang belum menikmati kesuksesan gelar besar, tekanan akan relatif lebih rendah pada Kamura/Sonoda. Namun, Olimpiade memang cenderung memberikan kejutan.
Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara
Ada sedikit pilihan di antara dua pasangan ini yang menonjol. Matsumoto/Nagahara memiliki keunggulan dengan mengalahkan rekan senegaranya pada dua final Kejuaraan Dunia yang ketat, selain All England 2021.
Tetapi, Fukushima/Hirota juga memiliki beberapa gelar besar, termasuk All England dan Denmark Open pada 2020.
Sementara itu, ada sejumlah pesaing kuat lainnya, terutama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China), Lee So-hee/Shin Seung-chan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Baca Juga: 3 Legenda China Terpilih sebagai Penerima BWF Hall of Fame 2021
Yuta Watanabe/Arisa Higashino
Watanabe/Higashino adalah ganda campuran elite dunia dan dengan Watanabe bermain pada dua kategori.
Hal itu akan akan membutuhkan upaya fisik dan mental yang luar biasa untuk mencoba tempat podium.
Sebagai peraih dua gelar All England 2021, Watanabe akan semakin termotivasi.
Rekor Watanabe/Higashino belakangan ini akan memberikan optimisme bagi mereka karena mereka memiliki dua gelar dan tiga hasil semifinal dari lima penampilan terakhir mereka.
Pesaing mereka adalah Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (China) dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand).
Baca Juga: Ketua Panitia Masih Yakin Olimpiade Tokyo 2020 Bisa Berlangsung
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar