“Saya awalnya ingin mendengar dari para pemain yang lebih senior. Sebelumnya saya berdiskusi dengan beberapa pemain karena situasi itu lebih memungkinkan para pemain bicara,” ucap dia.
“Peran saya adalah menjadi perwakilan opini mereka. Oleh karena itu, saya harus mendengar mereka lebih dulu.”
“Saya dan para pemain berdiskusi dan mencari alternatif yang lebih baik dan berdampak. Mungkin ke depannya akan ada cara menunjukkan protes yang lebih efektif. Namun, saat ini, Inggris tidak akan mundur.”
Baca Juga: Ronaldo Peringatkan Temannya di Juventus: Hati-hati sama Timnas Portugal di EURO 2020
“Semua pemain merasa nyaman dan saling mendukung. Ini hal besar, dan skuad Inggris sepakat soal sikap yang akan kami sampaikan.”
“Saya berpikir soal reaksi penonton bisa berdampak untuk pemain muda. Kalau saya menjadi pemain pun sepertinya saya akan bingung melihat suporter mencemooh tim sendiri. Tidak masalah kalau Anda tidak setuju, tetapi menyoraki tim sendiri itu aneh sekali.”
“Berlutut adalah cara untuk merefleksi situasi yang ada. Saya memikirkan para pemain yang terkena dampak, kesulitan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka nyaris kebal dengan cemoohan bernada rasialis, tetapi tentu ada saatnya hal itu menyakitkan,” tutur Southgate melanjutkan.
Baca Juga: Profil Tim EURO 2020 : Wales, Sang Naga Berharap Keajaiban Kedua
Southgate tahu tidak semua pihak mau memahami alasan timnya, atau bahkan mencemooh. Dia memilih mengabaikan suara-suara sumbang di luar sana.
“Menanggapi pihak yang kontra takkan membantu persiapan Inggris, tetapi kami sudah bersiap. Inggris tahu akan ada orang-orang yang tak suka. Memang mengecewakan. Toh, kami sudah siap,” katanya lagi.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | daily mail |
Komentar