BOLASPORT.COM - Pelatih tim nasional Inggris, Gareth Southgate, mengatakan timnya akan tetap berlutut sebelum bertanding untuk menunjukkan solidaritas kepada gerakan antirasialisme.
Timnas Inggris dan Austria sama-sama berlutut sebelum bertanding pada laga uji coba, Rabu (2/6/2021) waktu setempat atau Kamis dini hari WIB.
Aksi di Stadion Riverside, Middlesbrough, itu dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk gerakan anti-rasialisme dalam sepak bola.
Tidak semua suporter bisa menerima sikap demikian. Sejumlah penonton yang datang di stadion terdengar mencemooh para pemain Inggris dan Austria.
Beberapa politisi konservatif Inggris pun turut mengkritik manuver para pemain The Three Lions.
Gareth Southgate tidak gentar. Menurutnya, hujatan sejumlah oknum suporter itu justru membuat para pemainnya semakin teguh mengambil sikap.
“Kami tidak siap untuk mengambil langkah mundur. Skuad Inggris merasa akan salah kalau mengikuti tuntutan publik. Kami semua menilai langkah itu tidak tepat,” kata Southgate, dikutip BolaSport.com dari Daily Mail.
Southgate mengatakan dengan mengambil sikap soal gerakan anti-rasialisme dan berlutut, skuadnya belajar untuk lebih berempati kepada para pemain yang menjadi target ejekan bernada rasialis.
Baca Juga: Profil Tim EURO 2020: Swiss, Spesialis Payah di Fase Gugur
“Saya awalnya ingin mendengar dari para pemain yang lebih senior. Sebelumnya saya berdiskusi dengan beberapa pemain karena situasi itu lebih memungkinkan para pemain bicara,” ucap dia.
“Peran saya adalah menjadi perwakilan opini mereka. Oleh karena itu, saya harus mendengar mereka lebih dulu.”
“Saya dan para pemain berdiskusi dan mencari alternatif yang lebih baik dan berdampak. Mungkin ke depannya akan ada cara menunjukkan protes yang lebih efektif. Namun, saat ini, Inggris tidak akan mundur.”
Baca Juga: Ronaldo Peringatkan Temannya di Juventus: Hati-hati sama Timnas Portugal di EURO 2020
“Semua pemain merasa nyaman dan saling mendukung. Ini hal besar, dan skuad Inggris sepakat soal sikap yang akan kami sampaikan.”
“Saya berpikir soal reaksi penonton bisa berdampak untuk pemain muda. Kalau saya menjadi pemain pun sepertinya saya akan bingung melihat suporter mencemooh tim sendiri. Tidak masalah kalau Anda tidak setuju, tetapi menyoraki tim sendiri itu aneh sekali.”
“Berlutut adalah cara untuk merefleksi situasi yang ada. Saya memikirkan para pemain yang terkena dampak, kesulitan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka nyaris kebal dengan cemoohan bernada rasialis, tetapi tentu ada saatnya hal itu menyakitkan,” tutur Southgate melanjutkan.
Baca Juga: Profil Tim EURO 2020 : Wales, Sang Naga Berharap Keajaiban Kedua
Southgate tahu tidak semua pihak mau memahami alasan timnya, atau bahkan mencemooh. Dia memilih mengabaikan suara-suara sumbang di luar sana.
“Menanggapi pihak yang kontra takkan membantu persiapan Inggris, tetapi kami sudah bersiap. Inggris tahu akan ada orang-orang yang tak suka. Memang mengecewakan. Toh, kami sudah siap,” katanya lagi.
“Inggris sudah menyatakan sikap, para pemain sudah menyampaikan opini mereka. Sekarang tugas orang-orang di hierarki lebih tinggi di olahraga, bisnis, dan pemerintah untuk membuat perubahan nyata.”
“Saya dan para pemain takkan memberi panggung untuk orang-orang yang tetap abai walau sudah diberitahu,” ujar pelatih berusia 50 tahun itu.
Inggris akan berhadapan dengan Rumania dalam laga uji coba terakhir, Minggu (6/6/2021), sebelum mulai berlaga di Euro 2020.
The Three Lions menempati Grup D bersama Kroasia, Skotlandia, dan Republik Ceska.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | daily mail |
Komentar