"Saya juga meminta bantuan psikolog untuk membuat program serta mendampingi Greysia/Apriyani, agar kondisi mental mereka tetap bagus dan terjaga," tutur Eng Hian.
"Juga agar mereka selalu bisa mengikis ketegangan saat pertandingan di lapangan atau di luar lapangan."
"Saya pernah merasakan bagaimana tegangnya bermain di Olimpiade," ucap Eng Hian.
"Tegangnya bukan hanya di lapangan, tetapi kadang sebelum tidur juga ada rasa tegang. Kalau tidak bisa mengatasinya, bisa merugikan."
"Itu yang saya tidak mau terjadi pada mereka, terutama Apri yang baru kali ini turun di Olimpiade," kata peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 bersama Flandy Limpele itu.
Baca Juga: Ganda Putra Malaysia Yakin Bisa Pertahankan Medali Perak pada Olimpiade Tokyo
Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang kini menempati peringkat keenam dunia dipastikan bakal tampil pada Olimpiade Tokyo 2020 tanpa turnamen pemanasan.
Turnamen terakhir yang diikuti mereka adalah Thailand Open I, Thailand Open II, dan BWF World Tour Finals 2020 pada Januari lalu.
Pada All England Open 2021, Greysia/Apriyani gagal bertanding karena tim Indonesia dipaksa mundur setelah diketahui berada dalam pesawat yang sama dengan suspek virus Corona alias Covid-19.
Adapun Malaysia Open 2021 dan Singapore Open 2021 yang semula dijadikan turnamen antara untuk Greysia/Apriyani sebelum Olimpiade Tokyo 2020 batal digelar karena kasus harian Covid-19 di Malaysia dan Singapura mengalami lonjakan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar