BOLASPORT.COM - Kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel, menyebut UEFA konyol karena tetap melanjutkan laga usai Christian Eriksen ambruk.
Ajang EURO 2020 diwarnai insiden tragis, tepatnya dalam laga antara timnas Denmark dan timnas Finlandia.
Dalam laga tersebut, Denmark bertindak sebagai tuan rumah dengan menjamu Finlandia di Stadion Parken, Kopenhagen, Sabtu (12/6/2021) waktu setempat atau pukul 23.00 WIB.
Finlandia berhasil memenangi laga tersebut dengan skor tipis 1-0 lewat gol Joel Pohjanpalo pada menit ke-60.
Kejadian mengerikan sempat terjadi pada menit ke-43 saat gelandang timnas Denmark, Christian Eriksen, tiba-tiba terjatuh dan pingsan di lapangan.
Baca Juga: EURO 2020 - Spanyol Gagal Menang, Alvaro Morata Jadi Kambing Hitam, Luis Enrique Pasang Badan
Gelandang Inter Milan itu tiba-tiba kolaps ketika hendak menerima bola lemparan ke dalam.
Wasit Anthony Taylor langsung bertindak cepat dengan meniup peluit untuk menghentikan laga.
Eriksen pun segera menerima penanganan yang cukup lama dari tim medis di sisi lapangan.
Laga sempat dihentikan dan tidak ada kejelasan selama satu jam kemudian.
Akan tetapi, UEFA menetapkan kalau laga akhirnya dilanjutkan pada hari itu juga pukul 20.30 waktu setempat atau pukul 00.30 WIB.
Baca Juga: Rekor Pertemuan Prancis Vs Jerman - Les Bleus Lebih Superior dari Der Panzer
Laga pun dilanjutkan mulai dari menit ke-44 dan tambahan waktu normal sebanyak dua menit di babak pertama.
Rupanya, di balik perundingan kelanjutan laga dan kolapsnya Eriksen ada cerita yang membuat kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel, meradang.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, Schmeichel menyebut kalau UEFA sempat membuat keputusan yang aneh.
Kiper yang mempersembahkan lima trofi Liga Inggris untuk Manchester United itu bahkan mengatakan UEFA konyol.
Schmeichel mendapatkan kabar kalau UEFA sempat ingin melanjutkan laga pada hari selanjutnya, yakni Minggu (13/6/2021) pukul 12.00 waktu setempat.
Baca Juga: Prediksi Line-up Hungaria Vs Portugal - Menanti Tuah Cristiano Ronaldo
Keputusan UEFA tersebut dinilai konyol dan tidak mempertimbangkan kondisi mental para pemain timnas Denmark.
"Saya ingin mencatat bahwa sungguh konyol UEFA memberikan solusi seperti itu," kata Schmeichel.
"Sesuatu yang buruk terjadi dan UEFA memberi para pemain pilihan untuk keluar dan memainkan permainan pada 55 menit terakhir, atau apa pun itu, atau kembali pada pukul 12 keesokan harinya. Maksud saya, opsi macam apa itu?"
"Jadi, Anda kembali ke hotel, dalam kasus Denmark jaraknya 45 menit, Anda tidak bisa tidur nyenyak."
"Anda bahkan mungkin tidak bisa tidur karena menonton kejadian Eriksen kolaps yang membuat trauma dan memiliki efek besar pada Anda, kemudian kembali ke bus tim pukul 8 pagi untuk memainkan sisa permainan."
"Itu bukan pilihan. Itu adalah keputusan konyol oleh UEFA dan mereka seharusnya mencoba membuat skenario yang berbeda dan menunjukkan sedikit belas kasih. Mereka tidak melakukannya."
Baca Juga: Berita EURO 2020 - Alvaro Morata bakal Bungkam Pengkritik dengan Gol di Laga Selanjutnya
"Saya tidak tahu, tetapi mengapa pukul 12? Mengapa mempertimbangkan penjadwalan TV dan semua itu? Mengapa pukul 12?"
"Itu konyol dan jujur saja, hasil pertandingan sama sekali tidak relevan," tutur Schmeichel menambahkan.
Schmeichel sendiri saat itu juga berada di dalam stadion untuk menyaksikan pertandingan antara Denmark dan Finlandia.
Saat masih aktif bermain sebagai pemain, Schmeichel pernah mengantar timnas Denmark merengkuh trofi EURO 1992.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | UEFA, Marca |
Komentar