BOLASPORT.COM - Markis Kido dan Hendra Setiawan adalah salah satu pasangan ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Dunia olahraga tanah air berduka setelah kehilangan salah satu putra terbaiknya.
Pemain spesialis ganda, Markis Kido, dipanggil Tuhan akibat mengalami serangan jantung pada Senin (14/6/2021) malam.
Markis Kido mengembuskan napas terakhir setelah bermain bulu tangkis, olahraga yang dicintainya.
Baca Juga: 'Markis Kido adalah Manusia Langka meski Punya Riwayat Hipertensi, Bisa Jadi Juara Dunia'
Sosok Kido tidak perlu diperkenalkan lagi.
Kido telah mencapai berbagai prestasi tinggi di dunia bulu tangkis, baik di level junior maupu senior.
Prestasi tertinggi Kido terjadi ketika bersama Hendra Setiawan.
Kido/Hendra sudah menunjukkan taringnya sejak 2005 dengan memenangi Kejuaraan Asia, Indonesia Open, dan SEA Games.
Baca Juga: Eks Ganda Putra Malaysia Kenang Rivalitasnya Melawan Markis Kido
Sejak saat itu berbagai gelar bergengsi diraih Kido/Hendra hingga sempat menjadi pasangan ganda putra nomor satu dunia.
Kido/Hendra menjadi 1 dari 3 pasangan pada bulu tangkis yang mampu menjuarai Olimpiade, Asian Games, dan Kejuaraan Dunia.
Medali emas Olimpiade pada 2008 menjadi persembahan tertinggi Kido/Hendra lantaran hanya satu-satunya dan diraih menjelang HUT RI ke-63.
Prestasi besar pada Olimpiade membuat Kido mendapat penghargaan Parama Krida Utama Kelas I dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun yang sama.
Baca Juga: Hendra Setiawan Sebut Markis Kido Partner yang Sangat Baik Selama 14 Tahun
Kesuksesan Kido/Hendra bukan sebuah kebetulan. Mereka seolah diciptakan untuk saling melengkapi.
Kido, yang lebih pendek dan gempal dari Hendra, terkesan ekspresif. Saat bertanding Kido selalu siaga menggebuk kok dari belakang.
Adapun Hendra kebalikannya. Hendra kalem, tenang, tetapi bisa melakukan pengembalian kok yang mematikan.
Dikutip dari harian Kompas, "Kido dan Hendra Saling Melengkapi" 18 Agustus 2008, keduanya punya kegemaran berbeda menjelang pertandingan.
Baca Juga: Markis Kido, Sang Legenda yang Ingin Hidup Matinya di Lapangan Bulu Tangkis
Kido suka joging, Hendra menghabiskan waktunya di ruang kebugaran.
Mereka menyukai sepak bola, tetapi mendukung dua klub yang berbeda. Kido suporter fanatik Arsenal, sementara Hendra penggemar Manchester United.
"Hendra orangnya rajin, serius, kalem, dan enggak pernah marah," ujar Kido kala itu.
"Kadang saya pengin lihat dia marah. Namun, mungkin kalau dia marah, saya akan balas marah."
Baca Juga: Gagal Dikebumikan di TMP Kalibata, Markis Kido Akan Dimakamkan di TPU Kebon Nanas
Di sisi lain, Hendra menganggap Kido orang yang penuh semangat.
"Semangatnya sangat membantu kalau kami tertekan dalam pertandingan," ujar Hendra.
"Kami tak pernah bertengkar. Kalau kalah, paling saling mendiamkan satu sama lain selama seminggu, sudah itu biasa lagi."
Menyatukan dua karakter berbeda tentu tidak akan berhasil begitu saja tanpa satu tujuan yang sama.
Baca Juga: Deretan Rekan Markis Kido Selama Berkarier sebagai Pemain Bulu Tangkis
Dalam hal ini, Kido dan Hendra beruntung karena memiliki mentalitas yang sama.
"Kami cocok bermain bersama karena sama-sama suka menyerang dan bukan tipe pemain bertahan," ujar Hendra.
Duet Kido dan Hendra berakhir pada 2012. Hendra memilih kembali ke Pelatnas setelah keluar pada 2009 sementara Kido bertahan di jalur profesional.
Hendra pun tidak melupakan perjuangan panjang yang dilaluinya bersama Kido.
Baca Juga: Sesmenpora Terkejut Markis Kido Meninggal, Kenang Jasa Sang Juara Sebelum Berpulang
Di tengah persiapan menuju Olimpiade 2020 bersama Mohammad Ahsan, Hendra menunjukkan rasa bela sungkawa atas meninggalnya Kido.
"Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menjadi partner yang sangat baik buat saya dalam waktu menang ataupun kalah," ucap Hendra Setiawan.
"Terima kasih sudah berpartner mulai dari nol dan berjuang bersama selama 14 tahun."
"Terima kasih Kido dan selamat jalan," tutur Hendra.
Baca Juga: Goh Liu Ying Akan Jadi Pebulu Tangkis Putri Malaysia Pertama yang Tampil pada 3 Olimpiade
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar